Terapi Gen Untuk Pengobatan
Hemofilia
Diajukan untuk
memenuhi tugas mandiri genetika
Dosen Pengampu :
Yuyun Maryuningsih, S.Si, M.Pd
Mata Kuliah : Genetika

Disusun Oleh :
Intan Ismawati
Nim : 14121620642
Kelas : Biologi.C/V
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2014
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan
penyusun kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan
baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah
ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang " Terapi Gen Untuk Pengobatan Hemofilia",
yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini
di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen genrtika yaitu Yuyun maryunigsih,
S,Si, M.Pd yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana
cara menyusun karya tulis ilmiah yang baik dan sesuai kaidah.
Semoga
makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini masih memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
Cirebon, 2 Desember 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan
BAB II ISI
- Pengertian Hemofilia
- Jenis Hemofilia
- Penyebab Hemofilia
- Cara Pengobatan Hemofilia Dengan Terapi Gen
BAB III PENUTUP
- Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Hemofilia adalah penyakit perdarahan akibat kelainan
faal koagulasi yang bersifat herediter dan diturunkan secara X-linked recessive
sehingga hanya bermanifestasi pada laki-laki, sedangkan wanita hanya menjadi
karier atau pembawa sifat penyakit ini. Dikenal tiga tipe hemofilia yaitu
hemofilia A, B, dan C yang secara klinis ketiganya tidak dapat dibedakan.
Hemofilia terjadi oleh karena adanya defisiensi atau gangguan fungsi salah satu
faktor pembekuan yaitu faktor VIII pada hemofilia A serta kelainan faktor IX pada
hemofilia B dan faktor XI pada hemofilia C. ( Veny.2012.31)
Penderita hemofilia memiliki darah yang sulit
membeku karena kelainan gen, yang berpotensi mengancam nyawa. Berdasarkan
informasi yang di dapat hemofilia paling sering terjadi pada laki-laki. Jika
perdarahan terjadi pada sendi, maka dapat menyebabkan masalah kelemahan gerakan
dan rasa sakit.
Terdapat metode baru untuk pembekuan darah penderita
hemofilia, Percobaan terapi gen pada penderita hemofilia, menunjukkan masa
pembekuan darah yang meningkat namun hanya beberapa minggu. Terapi gen adalah
teknik memperbaiki gen yang rusak atau cacat yang bertanggungjawab atas
timbulnya penyakit tertentu.
- Rumusan Masalah
1.
Apakah Pengertian
hemofilia ?
2.
Apa jenis hemofilia ?
3.
Apa penyebab
hemofilia ?
4.
Bagaimana cara
pengobatan hemofilia dengan terapi gen ?
- Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian hemofilia
2.
Untuk mengetahui jenis hemofilia
3.
Untuk mengetahui Apa penyebab hemofiia
4.
Untuk mengetahui cara pengobatan
hemofilia dengan terapi gen
BAB
II
ISI
- Pengertian Hemofilia
Berdasarkan jurnal dari Ni Made Renny pada halaman
113, hemofilia merupakan suatu penyakit dengan kelainan faal koagulasi yang
bersifat herediter dan diturunkan secara X - linked recessive pada hemofilia A
dan B ataupun secara autosomal resesif pada hemofilia C. Hemofilia terjadi oleh
karena adanya defisiensi atau gangguan fungsi salah satu faktor pembekuan yaitu
faktor VIII pada hemofilia A serta kelainan faktor IX pada hemofilia B dan
faktor XI pada hemofilia C. Sedangkan menurut Veny, Hemofilia adalah penyakit
perdarahan akibat kelainan faal koagulasi yang bersifat herediter dan diturunkan
secara X-linked recessive sehingga hanya bermanifestasi pada laki-laki,
sedangkan wanita hanya menjadi karier atau pembawa sifat penyakit ini.
Penderita hemofilia adalah manusia yang faktor VIII
dalam darahnya jumlahnya sedikit. Jika orang normal memiliki jumlah faktor VIII
dalam darahnya sebanyak 100 unit, maka penderita hemofilia ringan hanya
memiliki sekitar 30 unit saja (6-30 persen), sedangkan penderita hemofili berat
hanya memiliki faktor VIII dalam darahnya kurang dari 5 unit atau 1 persen
saja. ( Ambarwati.2006)
Secara umum, insiden hemofilia pada populasi cukup
rendah yaitu sekitar 0,091% dan 85 % nya adalah hemofilia A. Disebutkan pada
sumber lain insiden pada hemofilia A 4-8 kali lebih sering dari hemofilia B.
Angka kejadian hemofilia A sekitar 1:10.000 dari penduduk laki-laki yang lahir
hidup, tersebar di seluruh dunia tidak tergantung ras, budaya, sosial ekonomi
maupun letak geografi. Insiden hemofilia A di Indonesia belum banyak
dilaporkan, sampai pertengahan 2001 disebutkan sebanyak 314 kasus hemofilia A.
Sedangkan insiden hemofilia B diperkirakan 1:25.000 laki-laki lahir hidup.
Hemofilia C yang diturunkan secara autosomal resesif dapat terjadi pada laki-laki
maupun pada perempuan, menyerang semua ras dengan insiden terbanyak ras Yahudi
Ashkanazi. (Ni made. 114. 2006)
Berdasarkan info yang penulis ketahui dari berbagai
informasi yang didapat, manifestasi perdarahan yang timbul bervariasi dari
ringan , sedang dan berat. Dapat berupa perdarahan spontan yang berat, kelainan
pada sendi, nyeri menahun, perdarahan pasca trauma atau tindakan medis
ekstraksi gigi atau operasi. Tanpa pengobatan sebagian besar penderita
hemofilia meninggal pada masa anak-anak.
- Jenis Hemofilia
Hemofilia terbagi menjadi tiga jenis yaitu Hemofilia
A, Hemofilia B, dan hemofilia C. Berikut penjelasan jenis hemofilia berdasarkan
jurnal-jurnal yang telah didapat. Menurut Veny (2012), Dikenal tiga tipe hemofilia
yaitu hemofilia A, B, dan C yang secara klinis ketiganya tidak dapat dibedakan.
Hemofilia terjadi oleh karena adanya defisiensi atau gangguan fungsi salah satu
faktor pembekuan yaitu faktor VIII pada hemofilia
A serta kelainan faktor IX pada hemofilia B dan faktor XI pada hemofilia C.
Klasifikasi
hemophilia dibedakan atas 3 macam (Muscari.2005) :
1. Hemofilia
A (hemofilia klasik) ditandai karena penderita tidak memiliki zat anti hemofili
globulin (factor VIII).Kira-kira 80 % dari kasus hemophilia adalah tipe
ini.Seseorang mampu membentuk antihemofilia globulin (AHG) dalam serum darahnya
karena ia memiliki gen dominan H sedang alelnya resesif tidak dapat membentuk
zat tersebut.Oleh karena gennya terangkai X maka perempuan normal dapat
mempunyai genotif H.Perempuan hemophilia mempunyai genotif hh,sedangkan
laki-laki hemophilia h.
2. Hemofilia
B atau penyakit “Christmas” Penderita tidak memiliki komponen plasma
tromboplastin (KPT;faktorIX).Kira-kira 20% dari hemophilia adalah tipe ini.
3. Hemofilia
C Penyakit hemophilia C tidak disebabkan oleh gen resesif kromosom X melainkan
oleh gen resesif yang jarang dijumpai dan terdapatnya pada auotosom.Tidak ada
1% dari kasus hemophilia adalah tipe ini.Penderita tidak mampu membentuk zat
plasma,tromboplastin anteseden (PTA).
Tabel 1 . Perbandingan Hemofilia A, Hemofili B dan penyakit
von Willebrand
Hemofilia A
|
Hemofilia B
|
Penyakit von Willebrand
|
|
Pewarisan
|
X-linked
|
X-linked
|
autosomal dominant
|
Defisiensi
|
faktor VIII (coagulant)
|
IX
|
FvW dan VIII : AHF
|
Lokasi utama otot
|
sendi otot
|
sendi mokokutaneus
|
Perdarahan
paska trauma
|
Hitung trambosit
|
Normal
|
Normal
|
Normal
|
Waktu perdarahan
|
Normal
|
Normal
|
Memanjang
|
PT
|
Normal
|
Normal
|
Normal
|
APTT
|
memanjang
|
Memanjang
|
Memanjang
|
Faktor VIII : C
|
Rendah
|
Normal
|
Rendah
|
FvW
|
Normal
|
Normal
|
Rendah
|
Faktor IX
|
Normal
|
Rendah
|
Normal
|
Tes ristosetin
|
Normal
|
Normal
|
Negatif
|
- Penyebab Hemofilia
Pria dan wanita masing-masing memiliki 23 pasang
kromosom. Wanita memiliki dua kromosom X; pria memiliki 1 kromosom X dan 1
kromosom Y. Hemofilia merupakan penyakit genetik terpaut X, yang berarti
penyakit ini diwariskan dari ibu ke anak laki-laki pada kromosom X. Jika si ibu
membawa gen hemofilia pada salah satu kromosom X-nya, setiap anak laki-lakinya
memiliki peluang 50% untuk menderita hemophilia.
Walaupun anak perempuan jarang sekali menunjukkan
gejala hemofilia, kasus, anak perempuan yang pembawa dapat mengalami gejala
perdarahan ringan. Bagi anak perempuan untuk menderita hemofilia, mereka harus
mendapat kromosom dari ayahnya yang hemofilia, dan juga kromosom X dari ibunya
yang merupakan pembawa. Walaupun ini sangat mungkin terjadi namun sangat kecil
kemungkinannyamereka dapat menjadi pembawa penyakit ini. Pada beberapa.
Berbagai faktor penyebab hemofilia diantaranya yaitu ( Muscari . 2005):
a) Faktor
Genetik
Hemofilia menurun dari generasi ke generasi lewat
wanita pembawa sifat (carier) dalam keluarganya, yang bisa secara langsung,
bisa tidak. Di dalam setiap sel tubuh manusia terdapat 23 pasang kromosom
dengan bebagai macam fungsi dan tugasnya. Kromosom ini dapat menentukan sifat
atau ciri organism. Sementara, sel kelamin adalah sepasang kromosom di dalam
inti sel yang menentukan jenis kelamin. Seorang pria mempunyai satu kromosom X
dan satu kromosom Y, sedangkan wanita mempunyai dua kromosom X. Pada kasus
hemofilia, kecacatan terdapat pada kromosom X akibat tidak adanya protein
faktor VIII dan IX (dari keseluruhan 13 faktor), yang diperlukan bagi komponen
dasar pembeku darah (fibrin).
b) faktor
komunikasi antar sel
Adanya interaksi/komunikasi antar sel, menyebabkan
hilangnya satu bagian saja atau kerusakan sekecil apapun padanya, akan
menjadikan keseluruhan proses tersebut
tidak berfungsi. Dalam jalur intrinsic menggunakan faktor-faktor yang
terdapat dalam sistem vaskular atau plasma. Pengaktifan salah satu prokoagulan
akan mengakibatkan pengaktifan bentuk seterusnya. Faktor XII, XI, dan IX harus
diaktivasi secara berurutan, dan faktor VIII harus dilibatkan sebelum faktor X
dapat diaktivasi.
Aktivasi faktor X dapat terjadi sebagai akibat
reaksi jalur ekstrinsik atau jalur intrinsik. Pada penderita hemofilia, dalam
plasma darahnya kekurangan bahkan tidak ada faktor pembekuan darah, yaitu
faktor VIII dan IX. Semakin kecil kadar aktivitas dari faktor tersebut maka,
pembentukan faktor X dan seterusnya akan semakin lama. Sehingga pembekuan akan
memakan waktu yang lama (terjadi
perdarahan yang berlebihan).
c) faktor
epigenik
Hemofilia A disebabkan kekurangan faktor VIII dan
hemofilia B disebabkan kekurangan faktor IX. Kerusakan dari faktor VIII dimana
tingkat sirkulasi yang fungsional dari faktor VIII ini tereduksi. Aktifasi
reduksi dapat menurunkan jumlah protein faktor VIII, yang dapat menimbulkan
abnormalitas dari protein. Faktor VIII menjadi kofaktor yang efektif untuk faktor
IX yang aktif, faktor VIII aktif, faktor IX aktif, fosfolipid dan juga kalsium
bekerja sama untuk membentuk fungsional aktifasi faktor X yang kompleks
(”Xase”), sehingga hilangnya atau kekurangan kedua faktor ini dapat
mengakibatkan kehilangan atau berkurangnya aktifitas faktor X yang aktif dimana
berfungsi mengaktifkan protrombin menjadi trombin, sehingga jika trombin
mengalami penurunan pembekuan yang dibentuk mudah pecah dan tidak bertahan
mengakibatkan pendarahan yang berlebihan dan sulit dalam penyembuhan luka.
Ketika seseorang mengalami perdarahan berarti
terjadi luka pada pembuluh darah (yaitu saluran tempat darah mengalir keseluruh
tubuh), lalu darah keluar dari pembuluh. Pembuluh darah mengerut/ mengecil.
Keping darah (trombosit) akan menutup luka pada pembuluh. Faktor-faktor pembeku
darah bekerja membuat anyaman (benang- benang fibrin) yang akan menutup luka
sehingga darah berhenti mengalir keluar pembuluh.
Ketika penderita hemofilia mengalami perdarahan berarti terjadi luka
pada pembuluh darah (yaitu saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh), lalu
darah keluar dari pembuluh. Pembuluh darah mengerut/ mengecil. Keping darah
(trombosit) akan menutup luka pada pembuluh. Kekurangan jumlah factor pembeku
darah tertentu, mengakibatkan anyaman penutup luka tidak terbentuk sempurna,
sehingga darah tidak berhenti mengalir keluar pembuluh.

*Proses pembekuan darah pada
orang normal (atas) Proses pembekuan darah pada penderita hemofilia (bawah).
Penyebab
hemofilia berbeda-beda, bergantung pada tipe yang diderita :
- Hemofilia Tipe A.
Ini adalah tipe yang cukup
umum. Disebabkan oleh kurangnya faktor VIII dalam darah, salah satu komponen
pembekuan darah.
- Hemofilia Tipe B.
Tipe ini disebabkan oleh
kurangnya faktor IX dalam darah, yang juga berperan dalam pembekuan darah.
- Hemofilia Tipe C.
Tipe ini disebabkan kurangnya
faktor XI dalam darah, yang berperan dalam pembekuan darah. Biasanya pengidap
hemofilia tipe ini mengalami gejala yang ringan.
Hemofilia juga dapat
diturunkan dari orang tua pada anaknya. Anak perempuan memiliki kromosom X dan
X, sementara anak lelaki X dan Y. Hemofilia tipe A dan B terdapat dalam
kromosom X. Karena itu, biasanya diturunkan oleh ibu ke anak lelakinya.
Sementara, tipe C dapat diturunkan oleh kedua orang tua pada anak lelaki maupun
perempuannya.
- Cara Pengobatan Hemofilia Dengan Terapi Gen
Terapi gen merupakan salah satu cara penyembuhan
penyakit hemofilia dengan memperbaiki kerusakan genetis, yaitu melalui penggantian
gen yang tidak rusak dan berfungsi normal. Penyembuhan melalui terapi gen ini
tidak dapat secara permanen dan masih harus dilakukan secara berkala.
Berdasarkan kutipan dari jurnal Advanced therapies
for the treatment of hemophilia: future perspectives, bahwa dalam hemofilia A
dan B tersebut perubahan mempengaruhi aktivitas faktor koagulasi VIII dan IX,
masing-masing, dan bertanggung jawab untuk pengembangan penyakit. Terapi
canggih mungkin melibatkan penggantian gen kekurangan oleh gen yang sehat
sehingga menghasilkan, struktural atau transportasi protein (terapi gen)
tertentu fungsional; penggabungan susunan gen yang sehat dan protein melalui
perfusi atau transplantasi sel-sel sehat (terapi sel); atau jaringan
transplantasi dan pembentukan organ yang sehat (rekayasa jaringan).
Menurut Ambarwati (2006.162) Prinsip-prinsip terapi
gen adalah gen yang akan dipindahkan itu harus diletakkan ke dalam sel yang
akan berfungsi normal dan efektif. Untuk hemofilia gen harus diletakkan ke
dalam sel yang akan menghantarkan protein faktor VIII atau faktor IX ke dalam
peredaran darah. Saat ditransfer, gen tersebut harus berfungsi dalam sel dalam
jangka waktu yang lama, demikian pula sel baru yang disebut transduced cell,
harus pula bertahan lama. Program terapi gen terbagi dalam dua jenis. Pertama,
pemindahan gen dilakukan di dalam tubuh pasien (in vivo transfer). Kedua,
pemindahan gen dilakukan di luar tubuh pasien (ex vivo transfer). Terapi gen in
vivo transfer bersandarkan pada kemampuan sel-sel untuk menyerap DNA. Sedangkan
ex vivo transfer, gen yang berfungsi normal disisipkan ke dalam sel di dalam
laboratorium.
Penanganan penderita hemofilia dengan inhibitor
bertujuan untuk menghilangkan inhibitor, terdiri dari 2 komponen yaitu
penanganan perdarahan akut dan immune tolerance induction. Penanganan
perdarahan akut diberikan berdasarkan titer inhibitor. Terapi pengganti yang
bisa diberikan pada perdarahan yang sedang berlangsung antar lain high purity
factor VIII concentrates, konsentrat porcine faktor VIII, prothrombin complex
concentrates (PCCs) dan activated prothrombin complex concentrates (aPCCs),
recombinant human factor VIIa, terapi immune tolerance induction, terapi
gen10,21-23 Immune tolerance induction dilakukan dengan cara penderita
diberikan faktor VIII dosis tinggi secara berulang dengan atau tanpa obat
sitostatika. Terapi Immune Tolerance Induction mempunyai beberapa protokol
seperti terlihat pada Tabel 1.
Protokol
immune tolerance induction24
|
Protokol
Bonn Protokol Malmo
|
Protokol
Van
Creveld
|
|
Faktor
VIII 100 U/Kg BID
|
Penggunaan
imunoabsorsi
|
Faktor
VIII 25-50 IU/Kg
|
|
FEIBA
100 U/ Kg BID
|
•
Protein A jika titer inhibitor >10 BU/mL
•
Siklofosfamid 12-15 mg/Kg/hari IV X 2
hari
selanjutnya 2-3 mg/kg/hari X 8-10 hari
•
Faktor VIII diberikan untuk mencapai kadar
faktor
VIII sebanyak 40-100%, kemudian
infus
faktor VIII setiap 8-12 jam untuk
mencapai
kadar faktor VIII 30-80%
•
IVIG 2,5-5 garam IV secepatnya setelah
pemberian
infus faktor VIII selanjutnya 0,4 gram/kg/hari selama 4-8 hari
|
Di masa depan, berbagai jenis terapi lanjutan
seperti terapi gen, terapi sel dan rekayasa jaringan, serta baru-baru ini
dikembangkan Terimbas sel induk berpotensi majemuk (IPSC) teknologi, mungkin
menawarkan aplikasi klinis yang tak terhitung untuk pengobatan penyakit
monogenik tertentu termasuk hemofilia. Strategi terapi gen, terapi gen terdiri
dari transplantasi genetik Sel-sel yang dimodifikasi sehingga mereka dapat
menghasilkan fungsional protein, dan terapi sel dalam transplantasi hidup
Sel-sel dalam organisme untuk memperbaiki jaringan atau mengembalikan fungsi
kekurangan. Kedua strategi didasarkan pada penggunaan dari batang sel diberikan
kemampuan terbatas mereka untuk memperbarui sendiri dan membedakan menjadi
sel-sel beberapa garis sel tertentu. Semua ini adalah kondisi yang diperlukan
untuk aplikasi klinis mereka.
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari penjelasan
makalah tersebut, diantaranya adalah :
1. Hemofilia
adalah kelainan genetik pada darah yang disebabkan adanya kekurangan faktor
pembekuan darah yang mengakibatkan darah seseorang sukar membeku jika terjadi
luka. Penyakit hemofilia ini bersifat herediter dan diturunkan secara X -
linked recessive pada hemofilia A dan B ataupun secara autosomal resesif pada
hemofilia.
2. Hemofilia
mempunyai tiga tipe yaitu hemofilia A, B, dan C yang secara klinis ketiganya
tidak dapat dibedakan. Hemofilia terjadi oleh karena adanya defisiensi atau
gangguan fungsi salah satu faktor pembekuan yaitu faktor VIII pada hemofilia A serta kelainan faktor IX pada
hemofilia B dan faktor XI pada hemofilia C.
3. Faktor
penyebab hemofilia yaitu faktor genetik, faktor komunikasi antar sel, dan
faktor epigenik. Selain itu penyebab hemofilia berbeda-beda, bergantung pada
tipe yang diderita pada hemofilia tipe A disebabkan oleh kurangnya faktor VIII
dalam darah, salah satu komponen pembekuan darah. Hemofilia Tipe B disebabkan
oleh kurangnya faktor IX dalam darah, yang juga berperan dalam pembekuan darah,
sedangkan hemofilia tipe C disebabkan kurangnya faktor XI dalam darah, yang berperan
dalam pembekuan darah.
4. Terapi
gen merupakan salah satu cara penyembuhan penyakit hemofilia dengan memperbaiki
kerusakan genetis, Terapi gen mungkin melibatkan penggantian gen kekurangan
oleh gen yang sehat sehingga menghasilkan, struktural atau transportasi protein
(terapi gen) tertentu fungsional; penggabungan susunan gen yang sehat dan
protein melalui perfusi atau transplantasi sel-sel sehat (terapi sel); atau
jaringan transplantasi dan pembentukan organ yang sehat (rekayasa jaringan).
DAFTAR
PUSTAKA
Anounim : Http://Artikel Terapi Gen
Hemofilia.com/diunduh pada tanggal 5
November 2014
Ariawati, Yantie. 2012. Inhibitor Pada Manusia. Denpasar.
Departement of Child
Health Medical School
Aline.S, Cristina, dkk. 2012. Advanced Therapies For The Treatment Of
Hemofilia
: Future Persepectives. Madrid. School Biology Complutense University of Madrid
Muscari, Mary.e. 2005. Panduan Belajar Keperawatan Pediatrik E/3.
Jakarta.
Penerbit Buku
Kedokteran
Novilia, Ambarwati. 2006. Kemajuan IPTEK untuk Kemashalatan Umat.
Malang. Pasca Sarjana UGM
Suega.K, Renny. 2006. Seorang Penderita Hemofilia Dengan
Perdarahan Masif.
Denpasar. SMF Ilmu
Penyakit Dalam FK UNUD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar