Jumat, 06 November 2015

KELAS LILIOPSIDA BAGIAN SUBCLASSIS LILIIDAE



MAKALAH

KELAS LILIOPSIDA BAGIAN SUBCLASSIS  LILIIDAE

Makalah Diajukan untuk Memenuhi Tugas individu
Mata Kuliah Taksonomi Phanerogamae

Dosen pengampu : Asep Mulyani, M. Pd.







\



        Disusun oleh :
                                          Nama           : Intan ismawati
      Kelompok   : 8 (Delapan)
                                          Kelas           : Biologi C / Semester IV


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2015





BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Kelas Liliopsida sebagian besar berupa tumbuhan herba dan hanya sedikit yang berkayu,tidak mempunyai kambium sehingga tidak ada pertumbuhan sekunder. Ikatan pembuluh terbukadan tersebar. Sistem perakarannya adalah perakaran adventitif (serabut). Daun pada umumnyadengan pertulangan daun parallel (sejajar), kecuali pada Araceae sebagian tumbuhan denganpertulangan daun menjala. Helaian daun seringkali berukuran kecil dengan tangkai yang pendekdan ada pelepah. Bagian-bagian bunga pada umumnya kelipatan 3, jarang kelipatan 2 ataukelipatan 4. Embrio biji mempunyai satu kotiledon. Polen biasanya uniaperture (punya satu lubang)dan plastidanya tipe P (berisi protein).
Kelas Liliopsida terdiri dari 5 subkelas, 19 ordo, 65 famili dan kurang lebih 50.000 species.Secara evolusioner, tidak ada satu subkelas yang merupakan dasar dari kelas lainnya. WalaupunAlismatidae mempunyai ciri-ciri bunga yang primitif, namun Alismatidae bukanlah moyang darisubkelas yang lainnya. Para ahli umumnya sependapat bahwa Monocotyledonae (Liliopsida)berkembang dari Dicotyledonae (Magnoliopsida). Oleh karena itu Monocotyledonae muncul lebihbelakangan dibandingkan Dicotyledonae. Ada beberapa ciri Monocotyledonae yang menguatkanbahwa Monocotyledanae lebih maju dari Dicotyledonae yaitu : jumlah kotiledon hanya satu,pertulangan daun sejajar, tidak ada kambium dan sistem perakaran adventitif. Ciri-ciri morfologitersebut menunjukkan ciri reduksi dan fusi. Kelas Liliopsida terdiri dari lima subkelas yaitu: Alismatidae, Arecidae, Commelinidae,Zingiberidae dan Liliidae.
Sub classis Liliidae terdiri dari 15 keluarga dan hampir 8.000 spesies, distribusi kosmopolitan. Lebih dari 4/5ths spesies milik dua keluarga, Orchidaceae dan Liliaceae. Hampir setengah dari spesies yang termasuk ke dalam Liliaceae, keluarga heterogen yang sering dipisahkan menjadi puluhan keluarga yang lebih kecil dan mungkin tidak berhubungan. Liliidae Para khas, meskipun tidak selalu, memiliki mencolok 3-merous bunga, dengan tepal petaloid semua, dan mereka telah secara luas dimanfaatkan dengan penyerbukan serangga yang berkembang dengan baik nectaries. Beberapa Liliidae adalah Famili serupa, beberapa memiliki net-berurat daun, dan beberapa memiliki elemen kapal di seluruh tunas serta akar.
Studi terbaru filogenetik molekuler menunjukkan bahwa Liliidae setidaknya memiliki 3 garis keturunan yang berbeda: Liliales, termasuk Liliaceae sensu stricto, Smilacaceae, dan sejumlah memisahkan keluarga Liliaceae sensu Lato; Asparagales, termasuk banyak dari Liliaceae epigynous memisahkan keluarga, Iridaceae, dan Orchidaceae , dan Dioscoreales, termasuk Dioscoreaceae dan Burmanniaceae. Para Liliidae adalah adik cenderung subclass Commelinidae morfologis paling diturunkan (termasuk Zingiberidae).
Sub class Liliidae memiliki jumlah yang banyak di bumi ini. Bahkan disekeliling kita banyak sekali spesies dari Liliidae. Namun, banyak diantara kita yang tidak menyadari keberadaan  spesies dari Liliidae. Hal ini dikarenakan kekurangpahaman kita mengenai setiap karakteristik dari setiap famili. 
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai berbagai famili dalam sub classis Liliidae beserta karakteristik dan fitografinya. Selain itu, kami juga membahas tentang berbagai peranan dari setiap contoh famili Liliidae.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas, rumusan masalah yang kami batasi adalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana karakteristik dari setiap famili pada sub classis Liliidae ?
2.    Apa saja spesies pada setiap famili Liliidae ?
3.    Bagaimana fitografi dari setiap contoh spesiesnya?
4.    Bagaimana peranan dari spesies Liliidae ?

C.      Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Mengetahui karakteristik dari setiap famili pada sub classis Liliidae.
2.    Mengetahui contoh spesies dari sub classis Liliiidae.
3.    Mengetahui fitrografi dari spesies-spesiesnya
4.    Mngetahui peranan dari setiap spesies Liliidae.



BAB II
SUB CLASSIS LILIIDAE

A.  Ordo Liliales
Sebagian besar Ordo Liliales berupa terna perennial, mempunyai rimpang, umbi sisik atau umbi lapis, kadang-kadang juga berupa semak atau perdu, bahkan berupa pohon, ada pula yang merupakan tumbuhan memanjat. Daun tersebar pada batang atau merupakan roset akar. Bunga banci, atau karena adanya reduksi salah satu alat kelaminnya menjadi berkelamin tunggal, aktinomorf atau zigomorf, biasanya tersusun dalam rangkaian yang bersifat rasemosa. Hiasan bunga berupa tenda bunga berbilangan 3 yang tersusun dalam 2 lingkaran, menyerupai mahkota, kadang-kadang seperti kelopak, tetapi jarang dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkota. Benang sari bisanya 6, dalam 2 lingkaran, lingkaran yang dalam sering kali tidak ada. Bakal buah menumpang atau tenggelam.Kebanyakan beruang 3 dengan bakal biji yang anatrop. Buahnya buah kendaga atau buah buni. Biji dengan endosperm berdaging atau seperti tanduk. Warga bangsa Liliales mempunyai daerah distribusi yang sangat luas, meliputi semua daerah beriklim sedang dan beriklim tropika, sebagian kecil di daerah-daerah iklim panas (Gembong Tjitrosoeomo. 2007).
1.        Famili Liliaceae
Karakteristik dari famili Liliiaceae adalah sebagai berikut : Habitus terna atau herba dengan rimpang atau umbi lapis, sebagian kecil memiliki habitus semak atau perdu yang berupa tumbuhan memanjat. Macam daun tunggal dengan filotaksis roset akar. Sebagian kecil cabang-cabang tereduksi berubah menjadi kladodium. Bunga kecil sampai sangat besar dan warnanya menarik.
Contoh spesies dari famili Liliaceae
                                                                        Klasifikasi :
                                                            Kingdom         : Plantae
                                                            Divisi               : Magnoliophyta
                                                            Kelas               : Liliopsida
                                                            Sub Classis      : Liliidae
                                                            Ordo                : Liliales
                                                            Famili              : Liliaceae
                                                            Genus              : Lilium
                                                            Spesies            : Lilium brownie
Habitus dari Lilium brownii adalah herba dengan tinggi 50-100 cm. Batang tegak masif, bulat, pada permukaan terdapat bekas daun duduk, dan berwarna hijau. Daun tunggal, letaknya berseling, berbentuk lanset, ujung runcing, pangkal runcing, tepi rata, panjang 10-15 cm dan lebar 2-3 cm, pertulangan sejajar, licin, dan berwarna hijau. Bunga majemuk, berwarna putih, berbentuk payung, terdiri dari 3 bunga, terdapat daun penumpu pada setiap tangkai bunga, benangsari berjumlah 6, kepala putik berwarna putih dan terbelah 3, dasar mahkota berlekatan dengan ujung lepas dan terdiri dari 6 helai. Buah kotak, beruang 3, dan terdapat banyak biji. Biji sepanjang 1-2 cm, ketika masih muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam. Akar serabut, membentuk umbi, dan berwarna putih kekuningan. Bunga lili merupakan tumbuhan liar yang dapat ditemukan di daerah yang bermusim kemarau sedang/kuat, di tanah yang secara berkala sangat kering, dan tersebar sampai ke daerah dengan ketinggian tempat 300 m dpl. Jenis ini pada umumnya tumbuh secara mengelompok. Reproduksinya dengan menggunakan tunas melalui pemisahan tunasnya. Penyebaran Lilium brownie adalah di pulau Jawa. Berikut ini adalah manfaat dari bunga lily :
a.    Membantu menyembuhkan dan menghilangkan bekas luka di kulit, misalnya luka bakar, luka akibat jatuh. Dan kelebihannya, Lily dapat menyembuhkan luka tanpa bekas. Kulit Anda akan kembali mulus seperti semula.
b.    Saponin pada umumnya terdapat pada umbi-umbian dan biji-bijian. Saponin berfungsi untuk menghambat pertumbuhan kanker dan membantu mengatur kadar kolesterol. Saponin ini juga terkandung di dalam Lily, itulah sebabnya beberapa produk kosmetik ada yang memanfaatkan bunga Lily untuk mencegah berkembangnya sel kanker di kulit (apalagi jika kulit terlalu sering terkena sorotan sinar matahari secara langsung).
c.    Ekstrak bunga Lily dapat membantu menjaga kelembaban kulit, memberikan perawatan spesial bagi kulit kering, kulit iritasi dan kulit sensitif.
d.   Polisakarida yang juga terkandung di dalam bunga ini termasuk dalam kelompok hidrokoloid, fungsinya membantu meningkatkan viskositas dan kestabilan kelembaban air yang ada di kulit. Di dalam kulit, polisakarida ini menahan kadar air yang ada agar tetap berada dalam jumlah yang seimbang.
Klasifikasi :
Kingdom       : Plantae
Divisi                        : Magnoliophyta
Kelas             : Liliopsida
Sub Classis    : Liliidae
Ordo             : Liliales
Famili            : Liliaceae
Genus            : Allium
Spesies          : Allium cepa
Habitus Alium cepa merupakan tanaman herba. Berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15 – 30 cm di dalam tanah. Memiliki batang sejati atau disebut “diskus” yang berbentuk seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan mata tunas (titik tumbuh), diatas diskus terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun dan batang semu yang berada di dalam tanah berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis. Berbentuk silindris kecil memanjang antara 50 – 70 cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing, bewarna hijau muda sampai tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek.
Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30 – 90 cm, dan di ujungnya terdapat 50 – 200 kuntum bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5 – 6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga. Bunga bawang merupakan bunga sempurna (hermaprodit) dan dapat menyerbuk sendiri atau silang. Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2 –3 butir, bentuk biji agak pipih saat muda berwarna bening atau putih setalah tua berwarna hitam. Biji bawang merah dapat digunkan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generative. Bawang merah dihasilkan di 24 dari 30 provinsi di indonesia. Provinsi penghasil utama bawang merah diantaranya adalah Sumatera Utara, Sumatara Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, bali, NTB, dan Sulawesi selatan.
Berikut ini adalah manfaat dari Allium cepa :
a.          Mampu mencegah terjadinya penggumpalan darah.
b.         Memberikan peluang kesembuhan pada penderita asma.
c.          Menurunkan tekanan darah dan kadar lemak di dalam darah.
d.         Mencegah naiknya gula darah pada penderita diabetes melitus.
Adapun kandungan dari Allium cepa yang bermanfaat bagi tubuh yaitu Fosfor, Pektin, Niacin, Volati Oil,  Enzym Allinase, Sterols, Sulfur, Kalsium, Vitamin B1, Saponis, Vitamin C,Karbohidrat, Flavanoid, Serat, Asam Fenol

2.        Famili Iridaceae
Karakteristik dari famili Iridaceae adalah sebagai berikut : Habitus terna atau herba perenial dengan akar yang tumbuh dari rimpang, umbi sisik atau umbi lapis. Bentuk daunnya pipih memanjang dengan filotaksis roset akar. Simetri bunganya aktinomorf atau zigomorf. Karangan bunganya adalah rasemosa. Perianthiumnya terdiri atas tenda bunga yang menyerupai mahkota.
Contoh spesies dari famili Iridaceae
     Klasifikasi :
     Kingdom         : Plantae
     Divisi               : Magnoliophyta
     Kelas               : Liliopsida
     Sub Classis      : Liliidae
     Ordo                :Liliales
     Famili              : Iridaeceae
Genus              :Crocus
  Spesies            :Crocus sativus
Crocus sativus menghasilkan zat warna kuning (safron) dari kepala putiknya. Bagi penggemar safron, safron memiliki aroma bagaikan madu dengan sedikit nuansa harum jerami. Masakan Arab, India, Asia Tengah, Iran, Eropa, Maroko, dan masakan orang Cornish sering menggunakan safron sebagai pewarna makanan sekaligus penambah aroma. Safron juga sering digunakan pada kue-kue, permen, dan minuman keras. Bunga safflower (Carthamus tinctorius) yang dijual dengan nama "safron Portugis" (assafroa) dan kunyit sering digunakan sebagai pengganti safron yang berharga mahal. Ilmu kedokteran modern berhasil mengungkap berbagai khasiat safron, seperti antikarsinogenik (pencegah kanker), anti-mutagenik (pencegah mutasi), immunomodulasi (memperbaiki sistem imun), dan antioksidan.
3.        Famili Aloaceae
Karakteristik dari famili Aloaceae adalah sebagai berikut :
Habitus terna atau herba perenial dengan rimpang yang merayap atau berbentuk umbi. Daunnya besar, tunggal atau bergerigi dengan filotaksis roset akar. Bunga biseksual dengan simetri bunga aktinomorf. Macam bunganya majemuk dengan bentuk payung yang terdapat pada bagian terminal. Perianthiumnya berupa corolla yang terdiri dari 6 petal. Stamennya berjumlah 6
Contoh spesies dari famili Aloaceae
Klasifikasi  :
Kingdom              : Plantae
Divisi                    : Magnoliophyta
Kelas                    : Liliopsida
Sub Classis           : Liliidae
Ordo                     : Liliales
Famili                   : Aloaceae
Genus                   : Aloe
Spesies                 : Aloe vera

Habitus dari Aloe vera adalah semak. Aloe Vera berbatang pendek. Batangnya tak terlihat di karenakan tertutup oleh daun-daun yang rapat dan beberapa terbenam dlm tanah. Melewati batang ini dapat nampak tunas-tunas yang setelah itu jadikan anakan. Aloe Vera yang bertangkai panjang juga nampak dari batang melewati celah-celah atau ketiak daun. Batang Aloe Vera juga bisa disetek utk perbanyakan tanaman. Peremajaan tanaman ini dikerjakan memangkas habis daun dan batangnya, lantas dari sisa tunggul batang ini dapat nampak tunas-tunas baru atau anakan.
Daun tanaman Aloe Vera berupa pita dengan helaian yang memanjang. Daunnya berdaging tidak tipis, tak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, bersifaat sukulen ( banyak memiliki kandungan air ) dan banyak memiliki kandungan getah atau lendir ( gel ) sbg bahan baku obat. Tanaman lidah buaya tahan pada kekeringan di karenakan didalam daun banyak tersimpan cadangan air yang bisa digunakan pada saat kekurangan air. Wujud daunnya mirip pedang dengan ujungnya meruncing, permukaan daunnya dilapisi oleh lilin, dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang daun bisa meraih 50 – 75 cm, dengan berat 0, 5 kg – 1 kg, daun melingkar rapat di sekitar batang bersaf-saf.
Bunga Aloe Vera berwarna kuning atau kemerahan berbentuk pipa yang mengumpul, keluar dari ketiak daun. Bunga memiliki ukuran kecil, tersusun dalam rencanaian berupa tandan, dan panjangnya dapat meraih 1 mtr.. Bunga umumnya nampak apabila ditanam di pegunungan. Akar tanaman Aloe Vera berbentuk akar serabut yang pendek dan ada di permukaan tanah. Panjang akar berkisar pada 50 – 100 cm. Untuk pertumbuhannya tanaman menginginkan tanah yang subur dan gembur dibagian atasnya.
Berikut ini adalah manfaat dari Aloe vera :
a.    Mengobati luka usus
b.    Menyembuhkan penyakit langganan
c.    Membantu metabolisme tubuh dan regenerasi sel
d.   Penyubur rambut
e.    Penurun kadar gula darah
Lidah Buaya terbukti menyimpan zat-zat penting seperti vitamin A, B1, B2, B3, B21, C, E, kolin, inositol, dan asam folat. Kandungan mineralnya adalah kalsium, magnesium, potasium, sodium, besi, zinc, dan kromium. Kandungan enzim-enzimnya, antara lain amylase, catalase, cellulose, carboxypeptidase, carboxyhelolase, dan brandykinase yang semuanya amat penting bagi metabolisme tubuh. Lidah buaya pun ternyata memiliki kandungan beragam asam amino, yakni arginine, asparagin, asparatic acid, analine, serine, valine, glutamat, threonine, glycine, lycine, yrozine, proline, histidine, leucine, dan isoliucine.
4.        Famili Velloziaceae
Karakteristik dari famili Velloziaceae adalah sebagai berikut : Habitus terna atau herba perenial yang berkayu dengan batang yang tebal. Daunnya berbentuk lanset dengan ujung runcing dan filotaksis yang tersusun sebagai roset akar. Bunganya terpisah-pisah pada tangkai yang panjang dan berwarna menarik. Bunganya biseksual dengan simetri bunga aktinomorf. Perianthiumnya terdiri atas 6 corolla yang berlekatan.
5.        Famili Taccaceae
Mempunyai sebagai berikut mempunyai habitus terna atau herba perenial yang berkayu dengan rimpang yang berbentuk umbi, Mempunyai daun berukuran besar dengan macam daun yang tunggal dan bergerigi dengan filotaksis yang tersusun sebagai roset akar, memiliki bunga yang biseksual dengan simetri bunga aktinomorf, macam bunganya majemuk berbentuk payung yang terletak pada bagian terminal. Perianthiumnya berupa corolla yang terdiri atas 6 petal. Stamen berjumlah 6 dengan tangkai sari melebar dan pendek serta antera yang beruang dua. Tangkai putik berjumlah 3 dengan ukuran yang pendek dan kepala putik yang berjumlah 3. Memiliki banyak biji dengan endosperm dan lembaga yang kecil.

Contoh spesies dari famili Taccacea :
Klasifikasi :
Kingdom  : Plantae
Divisi                    : Magnoliophyta
Kelas                    : Liliopsida
Sub Kelas
            : Liliidae
Ordo                     : Liliales
Famili                   :
Taccaceae
Genus                   :
Tacca
Spesies                 : Tacca palmata

Tacca palmate merupakan tanaman herba dengan akar rimpang kecil, berumbi batang. Batangnya berpelepah dan daunnya tunggal berbagi (partitus) 5. Warna buah merah orange. Tidak memiliki getah dan alat pembelit. Tinggi 0,5 m, dan buah buni berwarna cerah, terletak terminalis.
Manfaat iles-iles terutama di bidang industri dan kesehatan, karena kandungan glukomannan pada tepung umbinya. Iles-iles merupakan jenis tanaman umbi yang mempunyai potensi dan prospek untuk dikembangkan di Indonesia.Selain mudah didapatkan, tanaman ini juga mampu menghasilkan karbohidrat dan tingkatan panen tinggi. Umbinya besar, dapat mencapai 5 kg, cita rasanya netral sehingga mudah dipadupadankan dengan beragam bahan sebagai bahan baku kuetradisional dan modern. Tepung iles-iles dapat digunakan sebagai bahan lem, agar-agar, mi, tahu, kosmetik dan roti. Tepung suweg dapat dipakai sebagai pangan fungsional yang bermanfaat untuk menekan peningkatkan kadar glukosa darah sekaligus mengurangi kadar kolesterol serum darah yaitu makanan yang memiliki indeks glikemik rendah dan memiliki sifat fungsional hipoglikemik dan hipokolesterolemik. Suweg sebagai serat pangan dalam jumlah tinggi akan memberi pertahanan pada manusia terhadap timbulnya berbagai penyakit seperti kankerusus besar, divertikular, kardiovaskular, kegemukan, kolesterol tinggi dalam darah dan kencing manis. Di Filipina umbi suweg sering ditepungkan mengganti kedudukan terigu dan biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan roti. Di Jepang, umbi-umbian sekerabat suweg telah banyak dimanfaatkan untuk bahan pangan, misalnya bahan pembuatan mie instan.
6.        Famili Dioscoreaceae
Karakteristik dari famili Dioscoreaceae adalah sebagai berikut : Habitus terna atau herba memanjat dengan rimpang / umbi di dalam tanah yang kaya akan zat tepung. Macam daun tunggal dengan bentuk kordatus. Pertulangan daun menjari atau melengkung dengan filotaksis tersebar. Sebagian kecil memiliki filotaksis berhadapan. Bunga uniseksual dengan bentuk kecil dan simetri bunga yang tersusun aktinomorf. Contoh spesies dari famili Dioscoreaceae
Klasifikasi :
Kingdom           : Plantae
Divisi                 : Magnoliophyta
                       
Kelas                  : Liliopsida
Sub Kelas          : Liliidae
Ordo                  : Liliales
Famili                 : Dioscoreaceae
Genus                : Dioscorea
Spesies  
            : Dioscorea aculeata


Tanaman Dioscorea aculeate atau gembili memiliki sistem perakaran serabut dengan bentuk akar seperti benang. Sifat dari akar tersebut adalah menyebar keseluruh bidang tanah dan fungsinya untuk menyerap air. Batang tanaman gembili berperawakan batang basah berwarna hijau dan apabila diamati irisan melintangnya yang diperoleh daripemotongan batang maka didapatkan bentuk bulat. Dilihat dari permukaan batangnya, tanaman gembili memiliki permukaan berambut dan berduri yang menyebar diseluruh permukaan batang. Batang pada tanaman gembili ini arah tumbuhnya membelit pada suatu benda, umumnya benda atau pohon berdiri tegak yang ada didekatnya. Arah tumbuh cabang pada tanaman gembili adalah condong ke atas dengan membentuk sudut kurang lebih 45° dan cara percabangannya adalah simpodial.
Letak bagian daun yang terlebar terdapat dibawah tengah-tengah dari helai daun. Bangun daun yang dibentuk dari tanaman gembili adalah bangun jantung dengan ukuran panjang lebih pendek dari lebar daun. Ujung daun berbentuk tumpul, sedangkan pangkal daun berbentuk berlekuk. Susunan tulang daun dari tanaman gembili bertipe menjari dengan urat daun mencapai tepi. Tepi daun rata dengan permukaan bagian atas berbulu dan bagian bawah berkerut. Warna daun hijau rata disetiap tempat. Daging daun tipis seperti kertas. Didalam satu buku terdapat satu daun.
Gembili merupakan potensi sumber hidrat arang, protein, rendah lemak, kalsium, fosfor, potasium, zat besi, serat makanan, vitamin B6 dan C. Selain itu gembili mempunyai kadar sodium dan indeks glisemik yang rendah. Gembili dapat di pakai sebagai makanan tambahan atau makanan pengganti, selain itu juga dapat menunjang usaha untuk  penganekaragaman bahan makanan, sehingga tidak bergantung pada beras. Di afrika barat umbinya di pakai sebagai bahan industri pati dan alkohol.
Umbi gembili setelah dimasak atau dipanggang rasanya manis dan lezat, dimakan sebagai makanan tambahan. Umbinya dapat juga diekstrak menjadi tepung; seratnya halus dan mudah dicerna sehingga digunakan dalam menu penderita penyakit pencernaan. Parutan kasar umbinya digunakan sebagai tapel untuk obat pembengkakan, khususnya di kerongkongan.
Gembili mempunyai prospek untuk produk tepung umbi maupun tepung pati sedangkan ubi kelapa untuk tepung umbi.Daun gembili yang mengering dapat menjadi pupuk hijau. Kita bisa mengumpulkannya dan menjadikannya media tanam untuk tanaman wijayakusuma, pakis, begonia, anggrek atau tanaman rimpang seperti jahe, lengkuas.
7.        Famili Philydraceae
Karakteristik dari familiPhilydraceae adalah sebagai berikut, Habitusnya herba atau terna. Daunnya berbentuk spiral dan distikha. Bunganya uniseksual atau berkelamin tunggal dengan simetri bunga yang tersusunzigomorf. Kelopak bungaatau caliksnya berwarna putih atau kuning.
Contoh spesies dari famili Philydraceae
Klasifikasi :
Kingdom           : Plantae
Divisi                 : Magnoliophyta
Kelas                  : Liliopsida
Sub Kelas          : Liliidae
Ordo                  : Commelinales
Famili                 :
Philydraceae
Genus                : Philydrum
Spesies               : Philydrum lanuginosum

Tumbuhan Philydrum lanuginosum berbatang tegak, pendek rimpang, daunnya berbentuk  linier atau berbentuk pedang, basal atau cauline, berdaun tunggal, reproduksi  biseksual, zygomorphic, memiliki 1 benang sari 1 dan kepala sari.
8.        Famili Pontederiaceae
Karakteristik dari familiPontederiaceae adalah sebagai berikut. Berhabitus herba atau terna. Bentuk daun bulat telur atau lanset.
Contoh spesies dari famili Pontederiaceae :


Klasifikasi:
Kingdom         : Plantae
Divisi  
            : Magnoliophyta
Kelas  
            : Liliopsida
Sub
kelas         : Liliidae
Or
do                : Liliales
Famili              :
Pontederiaceae
Genus              : Eichhornia
Spesies             : Eichhornia crassipes

Tanaman Eichhornia crassipes (Eceng Gondok) hidup mengapung bebas bila airnya cukup dalam tetapi berakar di dasar kolam atau rawa jika airnya dangkal. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya merupakan akar serabut.
Eceng gondok juga memiliki ciri-ciri morfologi yaitu merupakan tumbuhan perennial yang hidup dalam perairan terbuka, yang mengapung bila air dalam dan berakar didasar bila air dangkal. Perkembangbiakan eceng gondok terjadi secara vegetatif maupun secara generatif, perkembangan secara vegetatif terjadi bila tunas baru tumbuh dari ketiak daun, lalu membesar dan akhirnya menjadi tumbuhan baru.
Daun eceng gondok tergolong dalam makrofita yang terletak di atas permukaan air, yang di dalamnya terdapat lapisan rongga udara dan berfungsi sebagai alat pengapung tanaman. Zat hijau daun (klorofil) eceng gondok terdapat dalam sel epidemis. Dipermukaan atas daun dipenuhi oleh mulut daun (stomata) dan bulu daun. Rongga udara yang terdapat dalam akar, batang, dan daun selain sebagai alat penampungan juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan O2 dari proses fotosintesis. Oksigen hasil dari fotosintesis ini digunakan untuk respirasi tumbuhan dimalam hari dengan menghasilkan CO2 yang akan terlepas kedalam air.
Tangkai eceng gondok berbentuk bulat menggelembung yang di dalamnya penuh dengan udara yang berperan untuk mengapaungkan tanaman di permukaan air. Lapisan terluar petiole adalah lapisan epidermis, kemudian dibagian bawahnya terdapat jaringan tipis sklerenkim dengan bentuk sel yang tebal disebut lapisan parenkim, kemudian didalam jaringan ini terdapat jaringan pengangkut (xylem dan floem). Rongga-rongga udara dibatasi oleh dinding penyekat berupa selaput tipis berwarna putih.
Eceng gondok berbunga bertangkai dengan warna mahkota lembayung muda. Berbunga majemuk dengan jumlah 6 - 35 berbentuk karangan bunga bulir dengan putik tunggal.  Bagian akar eceng gondok ditumbuhi dengan bulu-bulu akar yang berserabut, berfungsi sebagai pegangan atau jangkar tanaman. Sebagian besar peranan akar untuk menyerap zat-zat yang diperlukan tanaman dari dalam air. Pada ujung akar terdapat kantung akar yang mana di bawah sinar matahari kantung akar ini berwarna merah, susunan akarnya dapat mengumpulkan lumpur atau partikel-partikal yang terlarut dalam air.
Menurut penelitian, eceng gondok kaya akan asam humat yang menghasilkan senyawa fitohara yang mampu mempercepat pertumbuhan akar tanaman. Selain itu, eceng gondok juga mengandung asam sianida, triterpenoid, alkaloid dan kaya kalsium. Eceng gondok juga dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik, bahan pembuatan kertas, perabotan, kerajinan tangan, dan sebagai media pertumbuhan bagi jamur merang.
9.             Famili Cyanastraceae
Karakteristik dari familiChanastraceae yaitu Berhabitus herba atau terna perennial, Daun berbentuk lanset atau bulat telur dengan tepi daun rata.Contoh spesies dari famili Cyanastraceae :
Klasifikasi:
Kingdom           : Plantae
Divisi                 : Magnoliophyta
Kelas                  : Liliopsida
Sub Kelas          : Liliidae
Ordo                  : Liliales
Famili                 :
Cyanastraceae
Genus                : Cyanastrum
Spesies  
            : Cyanastrum cordifolium

B.  Ordo Orchidales
Sebagian besar berhabitus terna atau herba yang hidup sebagai epifit. Sebagian kecil sebagai saprofit atau terestrial dengan kadang-kadang terdapat badan-badan yang merupakan adaptasi terhadap kekurangan air (berupa jaringan air). Daun dengan bentuk yang beranekaragam, biasanya tersusun dalam dua baris, seringa agak tebal berdaging. Bunga biseksual dengan simetri bunga yang zigomorf, sebagaian kecil aktinomorf.
1.        Famili Burmanniaceae
Karakteristik dari famili Burmanniaceae adalah sebagai berikut : Habitus terna atau herba annual atau perenial, sebagian besar hidup sebagai saprofit. Batangnya memiliki daun-daun kecil seperti sisik yang tersebar. Spesies yang bukan saprofit mempunyai daun-daun yang tersusun sebagai roset akar. Bunganya biseksual dengan simetri bunga aktinomorf. Perianthium berwarna biru atau putih.
Contoh spesies dari famili Burmanniaceae :
Klasifikasi:
Kingdom           : Plantae
Divisi
                 : Magnoliophyta
Kelas     
            : Liliopsida
Sub Kelas          : Liliidae
Ordo     
            : Orchidales
Famili    
            : Burmanniaceae
Genus   
            : Apteria
Spesies  
            : Apteria aphylla

2.         Famili Orchidaceae
Karakteristik dari famili Orchidaceae adalah sebagai berikut : Habitus terna atau herba perenial dengan perawakan yang beranekaragam. Bersifat epifit atau menumpang pada tumbuhan lain. Selain itu, ada juga yang saprofit atau terestrial. Batangnya memiliki daun namun ada yang tidak memiliki daun. Pangkal batangnya sering kali menebal membentuk umbi semu (pseudo bulbi). Akarnya mengandung klorofil yang berfungsi sebagai alat untuk asimilasi.
Contoh spesies dari famili Orchidaceae :
Klasifikasi:
Kingdom: Plantae
Divisi     : Magnoliophyta
Kelas      : Liliopsida
Subkelas            : Liliidae
Ordo      :
Orchidales
Famili     :
Orchidaceae
Genus    : Phalaenopsis
Spesies   : Phalaenopsis amabilis

Phalaenopsis amabilis (Anggrek bulan) merupakan tanaman herba dengan hidup epivit pada tumbuhan lain, tetapi tidak menghisap sari makana dari inangnya. Sistem perakaran phalaenopsis amabilis  adalah sitem perakaran serabut (radix adventicia), yang mampu melekatkan diri pada inangnya, akar berbentuk bulat dan berwarna keabu-abuan. Pada batang arah pertumbuhannya tegak lurus (erectus), memiliki permukaan rata (laevis), tidak bercabang dan tidak berkayu.
Batang memiliki buku (nodus) dan ruas ruas (internodus). Terdapat pul daun penumpu (stipua), batang berwana hijau. Daun tidak lengkap tediri dari helaian daun (lamina) dan pelepah  daun (vagina). Termasuk daun tunggal (folium simplex), tulang daun sejajar (rectinervis), bangun daun lancet (lanceolatus), ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer), permukaan daun licin, daun agak tebal dan berair. Merupakan bunga bisexualis, karangan bunga berbentuk tandan (racemus), terdapat perhiasan bunga berupa perigonium berjumlah 6 tepal , arah simetrisnya zigomorph, masing masing terdiri dari 2 lateral corolla, 1 labellum, 2 lateral calyx, 1 median calyx semuanya saling lepas berwarna putih. Terdapat alat kelamin berup benang sari yang terdiri atas 1 polinium yag bercabang du serta discus visidus. Putik terdiri dari stigma, letak ovarium inferum, terdapat 1 loculus dan 3 carpellum. Benang sari dan putk saling berlekatan membentuk satu tabung disebut gynandrium. Letak ovulum parietalis. Termasuk buah kapsula.
Anggrek bulan merupakan jenis anggrek yang banyak digemari karena harga yang terjangkau namun keindahannya yang tak kalah dengan anggrek yang lainnya. Anggrek bulan ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias di rumah.































BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan yang telah diterangkan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.    Liliidae terbagi menjadi dua famili, yaitu famili Liliales dan famili Orchidales.
2.    Ordo dari famili Liliidae terdiri dari famili Philydraceae, Pontederiaceae, Liliiaceae, Iridaceae, Velloziaceae, Aloaceae, Taccaceae, Smilacaceae, Dioscoreaceae.
3.    Ordo dari famili Orchidales terdiri dari Geosiridaceae, Burmanniaceae, Corsiaceae dan Orchidaceae.
4.    Sebagian besar Ordo Liliales berupa terna perennial, mempunyai rimpang, umbi sisik atau umbi lapis, kadang-kadang juga berupa semak atau perdu, bahkan berupa pohon, ada pula yang merupakan tumbuhan memanjat. Daun tersebar pada batang atau merupakan roset akar.
5.    Peranan lilidae banyak digunakan untuk penambahan ekonomi, untuk dikonsumsi, untuk kesehatan tubuh dan lain-lain, Mengobati luka usus, Menyembuhkan penyakit langganan, Membantu metabolisme tubuh dan regenerasi sel, Penyubur rambut, Penurun kadar gula darah

















DAFTAR PUSTAKA


Ahmad Dasuki, Undang. 1992. Penuntut Praktikum Sistematika Tumbuhn Tinggi. Bogor : Pusat Antar Ilmu Hayati ITB
Anderson, 1998. Petunjuk Kepala Kesehatan. Bandung: Indonesia Publishing House.
Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Pratiwi. D. A. dkk. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga
Rukmana Rahmat. 2000. Ganyong Budi Daya dan Pasca Panen.
Yogyakarta: Kanisius.
Steenis, Van. 1981. Flora cetakan ketiga. Jakarta : PT Pradnya Paramita
Tjitrosoepomo, G. 1996. Taksonomi Tumbuhan (Speramtophyta). Yogyakarta : GajahMada University press
Tjitrosoepomo, G. 1997. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : GajahMada University press
Tjitrosoepomo, G. 1996. Taksonomi Umum. Yogyakarta : GajahMada University press
Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 2010. Botani Umum 3. Bandung : Penerbit Angkasa Bandung,
Anonim. 2014. http://delta-intkey.com/angio/www/cyanastr.html. Diakses pada hari Senin, 7 April 2014 Pukul. 20.00 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar