PENGARUH ALLELOPATI JENIS TANAMAN
TERHADAP PERKECAMBAHAN
Oleh:
Nama
: Intan Ismawati
NIM
: 14121620642
Kelas : Biologi C/VII
LABORATORIUM
BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH JURUSAN BIOLOGI
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2015
PENGARUH ALLELOPATI JENIS TANAMAN TERHADAP PERKECAMBAHAN
I. TUJUAN
·
Mempelajari pengaruh alelopati jenis tumbuhan
terhadap perkecambahan tumbuhan lain
II. DASAR TEORI
Fenomena alelopati
merupakan salah satu bentuk interaksi antara makhluk hidup satu dengan makhluk
hidup lainnya melalui senyawa kimia. Istilah ini diartikan sebagai pengaruh
negative satu jenis tumbuhan terhadap perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan
jenis-jenis tumbuhan lainnya.
Semua jenis
tanaman yang hidup mempunyai kebutuhan yang hampir sama, mereka memerlukan
sinar matahari, air, unsur hara, untuk pertumbuhannya dan juga memerlukan
ruangan sebagai tempat hidupnya. Dengan adanya kesamaan keperluan tersebut, dalam
keadaan tertentu terjadi suatu persaingan untuk mendapatkan nutrisi, air dan
cahaya,
Dalam rangka
persaingan hidup, kadang-kadang suatu jenis tumbuhan mengeluarkan senyawa
kimia. Senyawa kimia tersebut dapat menghambat pertumbuhan jenis lain yang tumbuh
bersaing dengan tumbuhan tersebut. Menurut Odum (1971), alelopati merupakan
suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan menghasilkan zat kimia yang
dapat menghambat pertumbuhan jenis lain yang tumbuh bersaing dengan tumbuhan
tersebut.
Senyawa
kimia yang bersifat alelopati dapat berasal dari bagian tumbuhan diatas tanah
seperti : daun, batang, cabang ataupun bagian tumbuhan dibawah (akar/rhizome).
Senyawa alelopati dapat dilepaskan oleh tumbuhan dari jaringan dengan berbagai
cara yaitu melalui penguapan, eksudat akar, dan pembusukan bagian-bagian organ
yang mati.
III.
BAHAN DAN ALAT
·
Bagian akar dan daun alang-alang (imperata
cylindrica), daun akasia (acacia mangium) dan kirinyuh (eupatorium odoratum)
·
biji jenis kacang hijau dan jagung
·
Alat: cawan Petri, kertas saring, corong
penyaring, blender, pisau/gunting.
IV.
PROSEDUR KERJA
·
Memilih biji kacang hijau dan jagung baik
·
Menyediakan beberapa cawan petri yang diberi
kertas saring
·
Membuat ekstrak alang-alang, akasia dan kirinyuh
dengan cara sebagai berikut:
- Menghaluskan bagian tumbuhan jenis tersebut dengan mangkuk
penggerus/blender
- Membuat ekstrak air taua hasil rendaman bagian tumbuhan tersebut dengan air
(aquades) dengan perbandingan sebagai berikut:bagian tumbuhan dan air 1:7 v/v,
1:14 v/v, 1:21 v/v dan biarkan selama 1 hari (24 jam).
- Setelah 1 hari menyaring ekstrak yang diperoleh dengan menggunakan alat
penyaring.
·
Meletakkan masing-masing 10 biji kacang hijau
dan jagung ke dalam cawan petri yang berbeda dan sudah diberi kertas saring.
·
Menyiram 10 ml ekstrak alelopati tumbuhan
tersebut ke dalam cawan petri yang sudah berisi biji-biji tersebut
·
Mengamati perkecambahan biji-biji tersebut
setiap hari selama 7 hari dan mengamati pula pertumbuhan kecambahnya.
·
Menentukan persen perkecambahannya dan mengukur
panjang kecambahnya
·
Membandingkan hasil percobaan tersebut dengan
perkecambahan yang hanya diberi perlakuan disiram dengan air aquades (control).
V. HASIL
PENGAMATAN
Kacang Hijau 1 : 7
Hari ke
|
Cawan Petri 1
|
Cawan Petri 2
|
Cawan Petri 3
|
Cawan control
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
Tumbuh 1
biji baru berakar
|
-
|
Tumbuh 1
biji baru berakar
|
Tumbuh 4 biji
baru berakar
|
3
|
Tumbuh 4:
1= baru
berakar
1= 1,5 cm
2= 1 cm
|
2= 1 cm
0,5 cm
0,7 cm
|
Tumbuh 2
baru berakar
|
2 = 2 cm
1,5 cm
2= 1 cm
0,7 cm
1 biji baru berakar
|
4
|
1,5 cm
1 cm
0,5 cm
|
3= 0,5 cm
|
-
|
3,5 cm
3 cm
2= 1,5 cm
3= 1 cm
|
5
|
4 cm
1 cm
0,5 cm
|
3= 0,5 cm
|
-
|
9,5 cm
9 cm
1,5 cm
4= 1 cm
|
6
|
5,5 cm
0,5 cm
1 cm
|
3= 0,5 cm
|
-
|
12 cm
10 cm
2= 1,5 cm
1 cm
2= 0,5 cm
|
7
|
5,5 cm
0,5 cm
1 cm
|
3= 0,5 cm
|
-
|
15 cm
10 cm
2= 1,5 cm
2= 1 cm
0,5 cm
|
1 : 14
Hari ke
|
Cawan Petri 1
|
Cawan Petri 2
|
Cawan Petri 3
|
Cawan control
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
-
|
0,5 cm
|
0,7 cm = 3
|
1 cm
|
3
|
-
|
0,5 cm = 5
|
0,6 cm, 0,4 cm, 0,3 cm, 0,5 cm, 0,5 cm
|
0,2 cm = 2, 0,6 cm = 6
|
4
|
0,1 cm,
0,3 cm, 0,4 cm
|
0,6 cm = 5, 0,7 cm = 2, 0,8
cm
|
0,9 cm = 2, 1,2 cm = 2, 1,3
cm
|
5 cm = 5,
2,5 cm = 3
|
5
|
0,4 cm = 3
|
9,5 cm, 2 cm = 3, 1 cm = 6
|
12 cm = 2, 4 cm = 5
|
20 cm=2, 9 cm,4 cm, 3 cm, 0,7cm
|
6
|
1 cm, 0,5
cm = 2, 0,6 cm
|
11 cm, 3,5 cm, 3,1 cm, 0,8 cm, 1 cm, 4 cm, 0,4 cm,
0,7 cm, 0,6
|
10,5 cm,
12,4 cm, 16,5 cm, 1,7 cm, 1,3 cm, 0,8 cm
|
6 cm, 14 cm,22 cm, 24 cm, 16 cm, 21 cm, 14 cm, 3,5
cm, 9 cm
|
1 : 21
Hari ke
|
Cawan Petri 1
|
Cawan Petri 2
|
Cawan Petri 3
|
Cawan control
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
0,5 cm
|
0,3 cm
|
0,5 cm
|
1
|
3
|
2
|
3
|
2
|
4
|
4
|
4
|
6
|
10
|
6
|
5
|
8
|
12
|
14
|
8
|
6
|
15
|
14
|
16
|
14
|
7
|
17
|
16
|
18
|
15
|
Ket:
·
Hari kedua mati 1(cawan 1 dan 3)
·
Hari keempat mati 3 (cawan 2 dan 3)
·
Hari keenam mati 1 (cawan 2 dan 1)
VI.
PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini yaitu tentang pengaruh allelopati jenis tanaman terhadap
perkecambahan. Yang bertujuan mempelajari pengaruh alelopati jenis tumbuhan
terhadap perkecambahan tumbuhan lain.
Alelopati merupakan sebuah fenomena
yang berupa bentuk interaksi antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk
hidup lainnya melalui senyawa kimia (Rohman dan I wayan Sumberartha, 2001). Alelopati merupakan suatu peristiwa dimana suatu individu tumbuhan
menghasilkan zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan jenis lain yang tumbuh
bersaing dengan tumbuhan tersebut. Allelopathy berpengaruh dalam
pertumbuhan tumbuhan disekitarnya.Allelopathy dapat
menghambat atau mematikan pertumbuhan/perkecambahan.
Pada hasil
pengamatan, kita menemukan ada yang tidak tumbuh dan tumbuh pada keempat cawan
petri tersebut. Untuk percobaan kacang
hijau 1:7 yaitu pada hari pertama tidak ada yang tumbuh dari ketiga cawan
petri. Hari kedua, cawan petri 1 dan 3 tumbuh 1 tetapi baru berakar, cawan
petri 2 tidak ada yang tumbuh, cawan control tumbuh 4 tetapi baru berakar. Hari
ketiga, cawan petri 1 dan 2 tumbuh 4 biji, cawan petri 3 tumbuh 2 baru berakar,
dan cawan control tumbuh 7 biji. Hari keempat - ketujuh, cawan petri 1 dan 2
tumbuh 3 biji, cawan petri 3 tidak ada yang tumbuh, dan cawan control tumbuh 7
biji. Percobaan 1:14 yaitu pada hari
pertama tidak ada yang tumbuh dari keempat cawan petri. Hari kedua cawan petri
1 tidak ada yang tumbuh, cawan petri 2 dan control tumbuh 1 dan cawan petri 3
tumbuh 3 biji. Hari ketiga cawan petri 1 tidak ada yang tumbuh, cawan petri 2
dan 3 tumbuh 5 biji dan cawan control tumbuh 8 biji. Hari keempat cawan petri 1
tumbuh 3 biji, cawan petri 2 tumbuh 8 biji, cawan petri 3 tumbuh 5 biji, dan
cawan control tumbuh 8 biji. Hari kelima cawan petri 1 tumbuh 3 biji, cawan
petri 2 tumbuh 10 biji, cawan petri 3 tumbuh 7 biji, dan cawan control tumbuh 9
biji. Hari keenam cawan petri 1 tumbuh 4 biji, cawan petri 2 tumbuh 9 biji,
cawan petri 3 tumbuh 6 biji, dan cawan control tumbuh 9 biji. Percobaan 1:21 yaitu pada hari pertama
tidak ada yang tumbuh dari keempat cawan petri. Hari kedua cawan petri 1-4
tumbuh 1 biji. Hari ketiga cawan petri 1-3 tumbuh 2 biji, cawan petri 2 tumbuh
3 biji dan cawan control tumbuh 4 biji. Hari keempat cawan petri 1 tumbuh 4
biji, cawan petri 2 tumbuh 6 biji, cawan petri 3 tumbuh 10 biji, dan cawan
control tumbuh 6 biji. Hari kelima cawan petri 1 tumbuh 8 biji, cawan petri 2
tumbuh 12 biji, cawan petri 3 tumbuh 14 biji, dan cawan control tumbuh 8 biji.
Hari keenam cawan petri 1 tumbuh 15 biji, cawan petri 2 tumbuh 14 biji, cawan
petri 3 tumbuh 16 biji, dan cawan control tumbuh 14 biji. Hari ketujuh cawan petri
1 tumbuh 17 biji, cawan petri 2 tumbuh 16 biji, cawan petri 3 tumbuh 18 biji,
dan cawan control tumbuh 15 biji.
Mengapa bisa
demikian, ada yang tumbuh, ada yang tidak adapun yang mati? Karena pada cawan
petri 1-3 itu disiram pakai senyawa allelopati sehingga ada pertumbuhan
kecambahnya lambat bahkan ada yang mati berbeda dengan cawan control yang yang
disiram pakai air saja pertumbuhannya sangat cepat dan tidak ada yang mati.
Karena Faktor luar yang mempengaruhi perkecambahan meliputi : air, temperatur,
oksigen, dan cahaya.
Hal ini bahwa zat-zat
penghambat tumbuhan yang paling umum adalah senyawa-senyawa aromatic seperti
fenol dan laktan, alkaloid tertentu, asam organik dan asam lemak bahkan ion-ion
logam dapat juga bertindak sebagai penghambat. Adapun pengaruh dari senyawa
alleolopathy terhadap perkecambahan berupa gangguan atau hambatan pada
perbanyakan dan perpanjangan sel, aktifitas giberalin dan Indole Acetid Acid (
IAA ), penyerapan hara, laju fotosintesis, respirasi, pembukaan mulut daun,
sintesa protein, aktivitas enzim tertentu dan lain-lain. Hambatan allelopathy
dapat pula berbentuk pengurangan dan kelambatan perkecambahan biji, penahanan
pertumbuhan tanaman, gangguan sistim perakaran, klorosis, layu, bahkan kematian
tanaman.
VII.
KESIMPULAN
·
Allelopathi merupakan pengaruh yang menghambat atau merusak
pertumbuhan dari tumbuhan lain disekitar yang disebabkan oleh senyawa kimia
yang dihasilkan oleh suatu tumbuhan ke lingkungannya.
·
pada cawan petri 1-3 itu disiram pakai senyawa
allelopati sehingga ada pertumbuhan kecambahnya lambat bahkan ada yang mati
berbeda dengan cawan control yang yang disiram pakai air saja pertumbuhannya
sangat cepat dan tidak ada yang mati.
·
Faktor yang mempengaruhi perkecambahan yaitu meliputi
air, temperatur, oksigen, dan cahaya.
DAFTAR PUSTAKA
· Anonim a. 2009. Ekosistem. Http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem. Diakses tanggal 5 Nov 2011jam 16.05 WIB.
· Anonim b. 2009. Allelopathy.
Http://iqbalali.com/2008/01/23/alelopati. Diakses tanggal 5 Nov 2011jam 16.05
WIB.
· Anonim c. 2009. Pengaruh
Allelopathy terhadap Perkecambahan.www.irwantoshut.com. Diakses tanggal 5 Nov 2011jam 16.20 WIB.
·
Anonim d.2009. Allelopathy
Gulma. Http://fp.uns.ac.id/~hamasains/dasarperlintan 4.htm.Diakses tanggal 5 Nov
2011jam 16.35 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar