MAKALAH METODE PENELITIAN PENDIDIKAN
DESAIN
PENELITIAN PENGEMBANGAN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah: Desain
Penelitian Pengembangan
Disusun oleh :
Intan Ismawati
14121620642
TARBIYAH IPA BIOLOGI-C / VI
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN)
SYEKH
NURJATI CIREBON
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Penelitian adalah suatu proses mencari tahu
sesuatu secara sistematis dalam waktu tertentu dengan menggunakan metode
ilmiah. Penelitian pengembangan merupakan salah satu jenis penelitian yang
sedang marak dilaksanakan oleh para peneliti dimana bukan untuk menguji teori,
menguji hipotesis namun menguji dan menyempurnakan produk.Jenis penelitian ini
sudah mulai diterapkan dalam penelitian dalam dunia pendidikan.Hal ini
dimaksudkan agar diperoleh hasil penelitian yang dapat meningkatkan efektifitas
dan efisiensi pembelajaran.
Sedangkan secara umum, penelitian
pengembangan adalah suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah
ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk
benda atau perangkat keras, seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di
kelas, tetapi bisa juga perangkat lunak seperti program komputer untuk
pengolahan data, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan,
bimbingan, evaluasi, manajemen dan lain-lain.
Langkah-langkah proses
penelitian dan pengembangan menunujukkan suatu siklus, yang diawali dengan
adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan
suatu produk tertentu.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah penelitian pengembangan ?
2. Apakah tujuan penelitian
pengembangan ?
3. Bagaiman langkah-langkah penelitian pengembangan?
4. Bagaimana metode – metode penelitian
pengembangan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui
penelitian pengembangan
2. Mengetahui tujuan penelitian
pengembangan.
3. Mengetahui langkah-langkah penelitian pengembangan.
4. Mengetahui metode-metode penelitian
pengembangan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Penelitian
Pengembangan
Penelitian dan penegembangan atau Research
anddevelopment (R&D) adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang
cukup ampuh untuk memperbaiki praktik.Dalam bidang industri antara 4-5% biaya
digunakan untuk mengadakan penelitian dan pengembangan. Oleh karena itu
kemajuan-kemajuan di bidang industry, terutama industry elektronika,
komunikasi, transportasi, obat-obatan dll., berkembang sangat cepat. Dalam
bidang pendidikan dan kurikulum penyediaan dana untuk penelitian dan
pengembangan masih di bawah 1%. Oleh karena itu, kemajuan dalam pendidikan
seringkali tertinggal jauh oleh bidang industry.
Penelitian dan pengembangan adalah suatu
proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk
tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware),
seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium,
tetapi bias juga perangkat lunak (software), seperti program computer
untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium,
ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi,
manejemen, dll
Langkah-langkah proses penelitiandan
pengembangan menunjukkan suatu siklus, yang diawali dengan adanya kebutuhan,
permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk
tertentu.
Penelitian-penelitian di bidang pendidikan,
umumnya tidak diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi ditunjukkan
untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena yang
bersifat fundamental, serta praktik-praktik pendidkan.Penelitian tentang
fenomena-fenomena fundamental pendidikan dlakukan melalui penelitian dasar (basic
research), sedang penelitian tentang praktik pendidikan dilakukan melalui
penelitian terapan (applied research). Beberapa penelitian terapan
secara sengaja diarahkan pada pengembangan suatu produk, beberapa penelitian
lain melakukan pengembangan produk secara tidak sengaja, karena dalam
penelitianya mengandung atau menuntut pengembangan produk.
Penelitian pengembangan pendidikan sains adalah
suatu jenis penelitian yang bertujuan mengembangkan suatu produk pendidikan
dan/atau pembelajaran sains serta menvalidasi efektivitas, efisiensi, dan/atau
daya tarik produk yang dihasilkan. Contoh produk: materi pelatihan guru sains,
metode pembelajaran sains, metode pembelajaran sains, paket pembelajaran sains
tercetak, paket pembelajaran sains berbentuk CD (Soekardjo, 2008).
B.
Tujuan Penelitian
Pengembangan
Menurut Gay, Mills dan Airasian
dalam bidang pendidikan tujuan utama penelitian dan pengembangan bukan untuk
merumuskan atau menguji teori, tetapi untuk mengembangkan produk-produk yang
efektif untuk digunakan di sekolah-sekolah. Produk-produk yang dihasilkan oleh
penelitian dan pengembangna mencakup: materi pelatihan guru, materi ajar,
seperangkat tujuan perilaku, materi media, dan sistem-sistem manajemen.
1. Pada bagian kurikulum
Tujuannya
adalah menginformasikan proses pengambilan keputusan sepanjang pengembangan
dari suatu produk menjadi berkembang dan kemampuan pengembang untuk menciptakan
berbagai hal dari jenis ini pada situasi kedepan. Van akker dan Plop (1993)
yang mendefenisikan penelitian pengembangan dengan 2 tujuan :
a.
Mendukung
pengembangan prototypical produk (termasuk menyediakan bukti empiris untuk
efektifitas produk)
b.
Pembangkit
metodologinya mengarah pada rancangan dan evaluasi produk
2.
Pada
bagian teknologi dan media
Tujuannya adalah untuk meningkatkan
proses rancangan instruksional, pengemabangan, dan evaluasi yang didasarkan
pada situasi pemecahan masalah spesifik yang lain atau prosedur pemeriksaan
yang digeneralisasi.
3. Pada bagian pelajaran dan instruksi
Tujuannya
adalah untuk pengembangan dalam perancangan lingkungan pembelajaran, perumusan
kurikulum, dan penaksiran keberhasilan dari pengamatan dan pembelajaran dan,
secara serempak mengusahakan untuk berperan untuk pemahaman fundamental ilmiah
4. Pada bagian pendidikan guru dan
Didaktis
Tujuan
yang utama pada umumnya untuk memberikan kontribusi pembelajaran
keprofesionalan para guru dan atau menyempurnakan perubahan dalam suatu
pengaturan spesifik bidang pendidikan.
C.
Konsep dan Pentingnya
Penelitian Pengembangan
Penelitian dan
Pengembangan atau Research and Development (R&D adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada,
yang dapat dipertanggungjawabkan. produk tersebut tidak selalu berbentuk benda
atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran
di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software),
seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas,
perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran,
pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen, dll.
Langkah-langkah proses penelitian dan
pengembangan menunjukkan suatu siklus, yang diawali dengan adanya kebutuhan,
permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk
tertentu. Umpamanya untuk meningkatkan kemampuan guru-guru yang tersebar dalam
suatu daerah yang sangat luas membutuhkan bahan latihan atau penataran yang
disusun dalam bentuk modul. Langkah selanjutnya adalah menentukan karakteristik atau spesifikasi dari produk yang akan
dihasilkan. Materi latihan apa yang harus diberikan dan bagaimana proses
pembelajarannya. Materi dan proses pembelajaran tersebut harus disesuaikan
dengan kondisi, latar belakang dan kemampuan guru yang akan mempelajarinya,
serta sumber- sumber belajar yang ada di daerah mereka masing-masing. Setelah
itu barulah dibuat draf produk, atau produk awal yang masih kasar, kemudian
produk tersebut diujicobakan di lapangan dengan sampel secara terbatas dan
sampel lebih luas secara berulang-ulang. Selama kegiatan uji coba dilakukan
pengamatan dan evaluasi. Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi diadakan
penyempurnaan-penyempurnaan. Kegiatan evaluasi dan penyempurnaan dilakukan
secara terus menerus sampai dihasilkan produk yang terbaik atau produk standar.
Untuk menguji keampuham produk yang dihasilkan diadakan pengujian mutu hasil
dengan menggunakan metode eksperimen.
Penelitian-penelitian di
bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada pengembangan suatu produk,
tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan
fenomenafenomena yang bersifat fundamental, serta praktik-praktik pendidikan.
penelitian tentang fenomena-fenomena fundamental pendidikan dilakukan melalui
penelitian dasar (basic research), sedang penelitian tentang praktik pendidikan
dilakukan melalui penelitian terapan (applied research). Beberapa penelitian
terapan secara sengaja diarahkan pada pengembangan suatu produk, beberapa
penelitian lain melakukan pengembangan produk secara tidak sengaja, karena
dalam penelitiannya mengandung atau menuntut pengembangan produk. Untuk
mengetahui keampuham model pembelajaran jarak jauh dibandingkan dengan
pembelajaran tatap muka, menuntut pengembangan modul atau bahan ajar yang akan
digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. Pembuatan modul atau bahan ajar yang
baik menuntut penelitian pengembangan.
Penelitian dan
pengembangan merupakan metode penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian
dasar dengan penelitian terapan. Sering dihadapi adanya kesenjangan antara
hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoretis dengan penelitian terapan
yang bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau disambungkan
dengan penelitian dan pengembangan. Sesuatu produk yang baik yang akan
dihasilkan apakah itu perangkat keras atau perangkat lunak, memiliki
karakteristik- karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut merupakan
perpaduan dari sejumlah konsep, prinsip, asumsi, hipotesis, prosedur berkenaan
dengan sesuatu hal yang telah ditemukan atau dihasilkan dari penelitian
dasar.
Dalam pelaksanaan
penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode:
deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Metode penelitian deskriptif,
digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada.
Kondisi yang ada mencakup: (1) kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai
bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) untuk produk yang akan
dikembangkan, (2) kondisi pihak pengguna, seperti sekolah, guru, kepala
sekolah, siswa, Berta pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-faktor pendukung dan
penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan,
mencakup unsur manusia, saran-prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan.
Metode evaluatif,
digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk
dikembangkan melalui serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan uji coba
diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan
temuan-temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan-penyempurnaan.
Metode eksperimen
digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Walaupun dalam
tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran tersebut masih
dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam
eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada
kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dilakukan secara acak atau random. Pembandingan hasil
eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan
dari produk yang dihasilkan. Strategi penelitian dan pengembangan banyak
digunakan dalam teknologi instruksional atau teknologi pembelajaran yang
sekarang lebih difokuskan pada sistem instruksional atau sistem pembelajaran.
Strategi ini banyak digunakan untuk mengembangan model-model: desain atau
perencanaan pembelajaran, proses atau pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran dan model-model program pembelajaran. Penelitian dan pengembangan
juga banyak digunakan untuk mengembangkan bahan ajaran, media pembelajaran
serta manajemen pembelajaran. Penggunakan strategi penelitian dan pengembangan
dalam teknologi instruksional banyak digunakan dalam pendidikan dan pelatihan
bidang industri, bisnis, kemiliteran, teknologi, kedokteran, dll. Pendekatan
ini digunakan untuk pengembangan segi software,
hardware, teknoware maupun manage
ware.
D. Metode-Metode
Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian dan
pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode: deskriptif,
evaluatif, dan eksperimental. Metode penelitian deskriptif, digunakan dalam
penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang
ada mencakup: (1) kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan
perbandingan atau bahan dasar (embrio) untuk produk yang akan dikembangkan, (2)
kondisi pihak pengguna, seperti sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, Berta
pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat
pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur
manusia, saran-prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan.
Metode
evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk.
Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan uji coba
diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses.Berdasarkan
temuan-temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan-penyempurnaan.
Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan
dari produk yang dihasilkan.Walaupun dalam tahap uji coba
telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran tersebut masih dalam rangka
pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding.Dalam eksperimen telah
diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok
pembanding atau kelompok kontrol.Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok
kontro dilakukan secara acak atau random.Pembandingan hasil eksperimen men pada
kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dari produk yang
dihasilkan.
E.
Langkah-langkah
awal Penelitian Pengembangan
Menurut
Borg dan Gall (1989) ada langkah pelaksanaan strategi penelitian dan
pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu untuk menguji keefektifan produk yang
dimaksud. Adapun langkah-langkah penelitian dan pengembangan adalah :
Potensi dan Masalah- Pengumpulan
data – Desain Produk – Validasi Desain – Revisi Desain – Ujicoba Produk –
Revisi Produk – Ujicoba Pemakaian – Produksi Massal
1. Potensi dan masalah
Penelitian ini dapat berangkat dari adanya potensi atau
masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki
suatu nilai tambah pada produk yang diteliti. Pemberdayaan akan berakibat pada
peningkatan mutu dan akan meningkatkan pendapatan atau keuntungan dari produk
yang diteliti. Masalah juga bisa dijadikan sebagai potensi, apabila kita dapat
mendayagunakannya. Sebagai contoh sampah dapat dijadikan potensi jika kita
dapat merubahnya sebagai sesuatu yang lebih bermanfaat. Potensi dan masalah
yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik.
Masalah
akan terjadi jika terdapat penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang
terjadi. Masalah ini dapat diatasi melalui R&D dengan cara meneliti
sehingga dapat ditemukan suatu model, pola atau sistem penanganan terpadu yang
efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.
2.
Mengumpulkan Informasi dan Studi Literatur
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual, maka
selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang dapat
digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat
mengatasi masalah tersebut.
Studi
ini ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoretis yang
memperkuat suatu, produk. Produk pendidikan, terutama produk yang berbentuk
model, program, sistem, pendekatan,software dan sejenisnya memiliki
dasar-dasar konsep atau teori tertentu. Untuk menggali konsep-konsep atau
teori-teori yang mendukung suatu produk perlu dilakukan kajian literatur secara
intensif.Melalui studi literatur juga dikaji ruang lingkup suatu produk,
keluasan penggunaan, kondisi-kondisi pendukung agar produk dapat digunakan atau
diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan dan keterbatasannya.Studi
literatur juga diperlukan untuk mengetahui langkah-langkah yang paling tepat
dalam pengembangan produk tersebut.
Produk
yang dikembangkan dalam pendidikan dapat berupa perangkat keras seperti alat
bantu pembelajaran, buku, modul atau paket belajar, dll., atau perangkat lunak
seperti program-program pendidikan dan pembelajaran, model-model pendidikan,
kurikulum, implementasi, evaluasi, instrumen pengukuran, dll. Beberapa kriteria
yang harus dipertimbangkan dalam memilih produk yang akan dikembangkan.
a.
Apakah produk yang akan dibuat penting untuk bidang
pendidikan?
b.
Apakah produk yang akan dikembangkan memiliki nilai ilmu,
keindahan dan kepraktisan?
c.
Apakah para pengembang memiliki pengetahuan, keterampilan
dan pengalaman dalam mengembangkan produk ini?
d. Dapatkah produk tersebut
dikembangkan dalam jangka waktu yang tersedia?
3.
Desain Produk
Produk
yang dihasilkan dalam produk penelitian research and development
bermacam-macam.Sebagai contoh dalam bidang tekhnologi, orientasi produk
teknologi yang dapat dimafaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang
berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan, ergonomis, dan
bermanfaat ganda. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan,
sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya serta
memudahkan fihak lain untuk memulainya Desain sistem ini masih bersifat
hipotetik karena efektivitasya belum terbukti, dan akan dapat diketahui setelah
melalui pengujian-pengujian.
4.
Validasi Desain
Validasi
desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam
hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama
atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat
penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.
Validasi
produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga
ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang
tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga
selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.Validasi desain dapat
dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses
penelitian sampai ditemukan desain tersebut, berikut keunggulannya.
5.
Perbaikan Desain
Setelah
desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya
.maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba
untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki
desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.
6.
Uji coba Produk
Desain
produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dahulu.Tetapi harus
dibuat terlebih dahulu, menghasilkan produk, dan produk tersebut yang
diujicoba.Pengujian dapat dilakukan dengan ekperimen yaitu membandingkan
efektivitas dan efesiensi sistem kerja lama dengan yang baru.
7.
Revisi Produk
Pengujian
produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa kinerja sistem
kerja baru ternyata yang lebih baik dari sistem lama. Perbedaan sangat
signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut dapat diberlakukan
8.
Ujicoba Pemakaian
Setelah
pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu
penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan
dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas.Dalam operasinya sistem kerja baru
tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk
perbaikan lebih lanjut.
9.
Revisi Produk
Revisi
produk ini dilakukan, apabila dalam perbaikan kondisi nyata terdapat kekurangan
dan kelebihan.Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi
bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah sistem kerja.
10. Pembuatan Produk Masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan
apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk
diproduksi masal. Sebagai contoh pembuatan mesin untuk mengubah sampah menjadi
bahan yang bermanfaat, akan diproduksi masal apabila berdasarkan studi
kelayakan baik dari aspek teknologi, ekonomi dan ligkungan memenuhi. Jadi untuk
memproduksi pengusaha dan peneliti harus bekerja sama.
F. Modifikasi
Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
Contoh
judul penelitian-penelitian yang mendasari modifikasi : 1. Pengembangan model
kurikulum SMK unggul-berasrama, 2. Pengembangan model pengendalian mutu
pendidikan sekolah menengah kejuruan, 3. Pengembangan model-model kurikulum dan
pengajaran pada pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi,
dan 4. Pengembangan standar kemampuan lulusan pendidikan dasar sembilan tahun
dan aplikasinya dalam pengembangan kurikulum. (Sukmadinata. 2012 : 183)
Tahap-Tahap Penelitian Dan Pengembangan
Yang Dimodifikasi
Keempat contoh judul
penelitian diatas menggunakan pendekatan penelitian yang sama, yaitu penelitian
dan pengembangan yang dimodifikasi dari sepuluh langkah penelitian dan
pengembangan dari Borg dan Gall. Secara garis besar langkah penelitian dan
pengembangan yang dikembangkan Sukmadinata ( 2012 : 184 ) terdiri atas tiga
tahap, yaitu : 1) Studi Pendahuluan, 2) Pengembangan model, dan ke 3) Uji
model. (Sukmadinata. 2012 : 184)
1. Studi
Pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan tahap awal
atau persiapan untuk pengembangan. Tahap ini terdiri atas tiga langkah yaitu :
1. Studi kepustakaan, 2. Survai lapangan, 3. Penyusunan produk awal atau draf
model (karena yang dikembangkan umumnya berbentuk model). Studi kepustakaan
merupakan kajian untuk mempelajari konsep-konsep atau teori-teori yang
berkenaan dengan produk atau model yang akan dikembangkan. Umpamanya untuk
penyusunan model pembelajaran bagi pengembangan kemampuan berkomunikasi anak SD
kelas tinggi, studi keputakaan difokuskan mengkaji konsep dan teori-teori
tentang model-model pembelajaran bahasa, khususnya dalam pengembangan
berkomunikasi.Studi kepustakaan juga mengkaji perkembangan, karakteristik anak
SD kelas tinggi (kelas 5 dan 6) khususnya dalam kemampuan berkomunikasi.Selain
itu dari studi kepustakaa juga mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang
berkenaan dengan pembelajaran bahasa dan berkomunikasi. (Sukmadinata. 2012 :
184)
Survei lapangan dilaksanakan untuk
mengumpulkan data berkenaan dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
bahasa di sekolah dasar, terutama yang berkenaan dengan pengembangan kemampuan
berkomunikasi.Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, studi documenter
dan pengamatan pada waktu guru mengajar.Data yang dikumpulkan meliputi
presepsi, motivasi, dan keterampilan guru mengembangkan kemampuan
berkomunikasi, pelaksanaan pembelajaran, faktor-faktor pendukung pembelajaran
seperti sarana, media dan sumber-sumber belajar.Data yang dikumpulkan juga
mencakup aspek siswa, seperti kemampuan, sikap, motivasi dan minat belajar
bahasa. (Sukmadinata. 2012 : 184)
Berpegang pada data yang didapat dari
survai lapangan dan mengacu pada dasar-dasarteori atau konsep yang disimpulkan
dari hasil studi kepustakaan, maka tim peneliti menyusun draf awal model produk
yang dikembangkan. Dalam contoh diatas
draf model yang dikembangkan adalah model pembelajaran bagi peningkatan
kemampuan berkomunikasi siswa SD kelas 5 dan 6.Berdasarkan hasil studi
kepustakaan baik kesimpulan-kesimpulan yang bersifat konseptual atau teoritis
maupun hasil penelitian-penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi adalah
pembelajaran atau pendekatkan komunikatif. Oleh karenanya draf model yang
akandikembangkan sudah terarah pada pengembangan model pembelajaran
komunikatif. (Sukmadinata. 2012 : 184)
Draf
model tersebut kemudian di review dalam sebuah pertemuan yang dihadiri
oleh para ahli dalam bidang kurikulum dan pembelajaran, pendidikan bahasa
Indonesia, dan berapa guru SD senior yang mempunyai pengalaman dalam
pembelajaran dan pelatihan bahasa Indonesia. Bwerdasarkan masukan-masukan dari
pertemuan review di atas, tim peneliti mengadakan penyempurnaan draf model
tersebut. Draf yang sudah di sempurnakan kemudian digandakan sesuai dengan
kebutuhan. (Sukmadinata. 2012 : 184)
2. Uji
Coba Terbatas dan Uji Coba Lebih Luas
Setelah kegiatan pada tahap pertama
studi pendahuluan, kegiatan dilanjutkan dengan tahap kedua, uji coba
pengembangan produk pendidikan (model pembelajaran komunikatif).Dalam tahap ini
terdapat dua langkah, langkah pertama melakukan uji coba terbatas dan langkah
kedua uji coba lebih luas. Dalam contoh pengembangan model pembelajaran
komunikatif, uji coba terbatas dilakukan
oleh tiga SD (masing-masing SD2 kelas, kelas 5 dan 6) dikota bandung. Ketiga SD
dipilih sebgai sampel mewakili SD-SD yang di kota bandung, dengan rincian satu
SD yang termasuk kategori baik, satu SD katagori sedang dan SD kategori kurang.
(Sukmadinata. 2012 : 185)
Penyusunan satpel.
Sebelum uji coba dilaksanakan keenam guru yang mengajar dikelas 5dan 6 tesebut
diundang untuk bersama-sama menyusun
bahasa Indonesia dengan penekatan pembelajaran komunikatif. Kerangka
satpel mengikuti format yang belaku disekolah, tetapi segi-segi yang
dikembangkan dan langkah-langkah pembelajarannya mengikuti acuan dalam draf
model pembelajaran komunikatif. (Sukmadinata. 2012 : 185)
Uji coba terbatas.Dalam pelaksanaan uji
coba terbatas, guru-guru pelksana uji coba melaksanakan pembelajaran
berdasarkan satpel yang mereka susun.Selama kegiatan pembelajaran, peneliti
melakukan pengamatan, mencatat hal-hal yang penting yang dilakukan guru, baik
hal-hal yang baik maupun kekurangan, kelemahan, kesalahan, dan penyimpangan
yang dilakukan guru. Selain kegiatan guru, pengamatan dan pencatatan juga
dilakukan terhadap respon, aktivitas dan kemajuan-kemajuan yang dicapai siswa. Selesai satu pertemuan, peneliti
mengadakan diskusi dengan guru membicarakan apa yang sudah berjalan, terutama
kelemahan dan kesalahan atau penyimpangan yang dilakukan. (Sukmadinata. 2012 :
186)
Berdasarkan masukan-masukan tersebut
guru mengadakan perbaikan terhadap satpelnya atau mencatat beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran.Selesai pembelajaran
satpel para peneliti membicarakan temuan-temuan dari uji coba.Berdasarkan
temuan-temuan tersebut penrliti menyempurnakan terhadap model pembelajaran yang
dikembangkan.Jika terdapat perubahan yang berarti dalam draf model tersebut,
maka peneliti memberitahu kepada guru pelaksana uji coba agar dalam penyusunan
satpel disesuaikan dengan perubahan tersebut. Demikian dilakukan dengan pokok
bahasan berikutnya. Setelah beberapa
putaran dilakukan dan masukan-masukan perbikan satpel dan draf model
pembelajaran tidak ada lagi, maka kegiatan uji coba dihentikan.Selesai uji coba
terbatas para peneliti mengadakan pertemuan untuk membahas temuan-temuan dan
melakukan penyempurnaan terakhir ebelum uji coba lebih luas. . (Sukmadinata.
2012 : 186)
Uji coba lebih luas dilakukan dengan
sampel sekolah dan guru yang lebih banyak, yaitu 6 sekolah dan 12 orang guru
kelas 5 dan 6.Sekolah yang diambil berbeda dengan uji terbatas. Penentuan
sampel dilakukan berdasarkan Stratified cluster random, yaitu diambil
sekolah baik dipusat kota dan satu di pinggiran kota, satu sekolah sedang di
pusat dan satu di pinggiran dan satu sekolah kurang dikota dan satu di
pinggiran kota. Pada masing-masing sekolah diambil dua orang guru, yaitu guru
kelas 5 dan kelas 6, sehingga jumlah guru pelaksana uji coba lebih luas ini
berjumlah 12orang. Langkah kegiatan
selanjutnya sama dengan ujicoba terbatas, dimulai dengan penyusunan satpel,
pembelajaran pada masing-masing kelas dengan pengamatan dari peneliti dan
diskusi pelaksanaan pembelajaran uji coba, kemudian penyempurnaan satpel. .
(Sukmadinata. 2012 : 187)
3. Uji
Produk dan Sosialisasi Hasil
Uji produk merupakan tahap pengujian
keampuhan dari produk yangdihasilkan, dalam penelitian adalah menguji keampuhan
modelpembelajaran komunikatif dibandingkan dengan pembelajaran yang biasadigunakan disekolah. Pengujian dilakukan dengan metode
eksperimental.Dalam pelaksanaan pengujian digunakan dua kelompok sampel,
yaitukelompok eksperimen dan kelompok control. Dalam pelaksanaaneksperimen guru
pada kelas-kelas kelompok eksperimen dalampembelajarannya menggunakan model pembelajaran
komunikatifsedangkan pada kelompok control menggunakan pembelajaran
biasa.Sebelum dimulai pembelajaran diberikan pre test yang sama dan
setelahselesai seluruh pembelajaran pokok bahasan juga diberikan post test
yangsama. Dalam kegiatan eksperimen tidak ada perbaikan model
pembelajaranmaupun satpel, keduanya menggunakan model yang telah
dikembangkanpada uji coba lebih luas. (Sukmadinata. 2012 : 188)
Setelah selesai eksperimen dan pemberian
post test, diadakan anlisis statistic uji perbedaan. Uji perbedaan yang
dihitung adalah antara hasil pretest dan post test pada kelompok eksperimen dan
pada kelompok kontrol dan antara perolehah (gain) kelompok eksperimen dan
kontrol. Produksi yang dihasilkan disosialisasikan kesekolah-sekolah untuk diterapkan.
(Sukmadinata. 2012 : 188)
G. Contoh
Penelitian Pengembangan Bilogi Pendidikan
1. Pengembangan
Media Pembelajaran Komik Bergambar Materi Sistem Saraf Untuk Pembelajaran yang
Menggunakan Strategi PQ4R
2. Pengembangan
Media Pembelajaran Video Animasi Untuk Pencapaian Kompetensi Dasar Menganalisis
Cara Perpindahan Kalaor.
3. Pengembangan
pola pembelajaran teknologi bagi anak-anak cacat.
4. Pengembangan
model pembelajaran program produktif sekolah menengah kejuruan.
5. Pengembangan
Bahan Ajar Fisika Interaktif untuk Konsep Pembelajaran Kinematika di Sekolah
Menegah Atas.
6. Pengembangan
Modul Cetak Berbasis Kompetensi Pada Konsep Kinematika di Kelas XI SMA/MA.
7. Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Contextual Teaching and
Learning Berbasis Iman dan Taqwa.
8. Pengembangan
modul Limit dan turunan Fungsi Berbasis RME dan TIK di SMAN 2 Sungai Tarab.
9. Pola
pengembangan pembelajaran Fisika berbasis lingkungan tempat tinggal.
10. Pengembangan
model pembelajaran berbasis kurikulum muatan lokal untuk pembelajaran Fisika.
11. Model
penanganan remaja korban narkoba dengan mengintensifkan peranan orang tua.
Contoh
1 (pendidikan biologi) :
Pengembangan
Media Pembelajaran Komik Bergambar Materi Sistem Saraf Untuk Pembelajaran yang
Menggunakan Strategi PQ4R
Abstrak
Masalah pada penelitian ini bagaimana mengembangkan media
pembelajaran komik bergambar pada materi sistem saraf untuk pembelajaran yang
menggunakan strategi PQ4R agar dapat meningkatkan hasil belajar, aktivitas, dan
minat siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajaran
komik bergambar materi sistem saraf manusia untuk pembelajaran menggunakan
strategi PQ4R yang valid, efektif dan praktis. Penelitian ini merupakan
R&D. Sumber data tiga guru biologi, enam siswa simulasi dan 40 siswa kelas
besar. Validasi penelitian pengembangan melibatkan validator materi dan
validator media. Hasil penelitian menunjukkan media pembelajaran komik
bergambar dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar peserta didik dilihat
dari gain score termasuk kriteria sedang, meningkatkan keaktifan peserta didik,
meningkatkan minat peserta didik, dan mendapat respon positif dari peserta
didik serta guru. Penelitian ini menghasilkan perangkat pembelajaran dengan
sumber belajar media komik bergambar sistem saraf manusia untuk pembelajaran
yang menggunakan strategi PQ4R di SMA Negeri I Bojong yang valid efektif dan
praktis.
Contoh
2 (biologi murni) :
Metode Penelitian
Pengembangan Minyak Atsiri sebagai Aromaterapi dan Potensinya Sebagai Produk
Sediaan farmasi
Aromaterapi
merupakan salah satu alternatif pengobatan yang popularitasnya semakin
meningkat, namun belum mempunyai keberadaan ilmiah di dunia
kesehatan.Aromaterapi didefinisikan sebagai perlakuan dengan menggunakan
bau-bauan atau wangi-wangian, biasanya minyak tumbuhan (essential oil) sering
digunakan untuk membantu pemijatan.Pengujian secara ilmiah aromaterapi terhadap
hewan percobaan dan analisis kemungkinan senyawa aktifnya telah dilakukan dalam
penelitian ini dengan menggunakan minyak atsiri dari tumbuhan aromatik asli Indonesia.Penelitian
ini diharapkan menjadi dasar metode penelitian dalam mengembangkan aromaterapi
di Indonesia.Dari rangkaian penelitian ini, didapat bahwa minyak atsiri yang
dapat digunakan sebagai aromaterapi dibagi berdasarkan efeknya terhadap sistem syaraf
pusat menjadi tiga yaitu softly atau lembut (minyak kemangi, ki lemo, dan serai
dapur), medium (minyak kayu putih dan laja gowah), dan hardly (minyak biji
pala).Analisis kemungkinan senyawa aktif dilakukan dengan integrasi SPE-GC/MS
yang diambil dari darah hewan percobaan setelah dinhalasi dengan minyak atsiri.
Senyawa yang diperkirakan aktif sebagai aroamterapi adalah : 1,8-sineol,
linalool, metil sinamat, sitronelol, sitronelal, sitral, safrol dan miristisin.
Selain itu, penelitian ini juga memformulasikan sediaan farmasi aromaterapi
berupa deodorant roll-on (dari minyak
kemangi), krim pijat (minyak kenanga dan serai wangi), sabun (campuran minyak
kemangi, biji pala, minyak kenanga dan serai dapur), dan minuman fungsional
(minyak biji kemnagi). Tujuan dari rangkaian penelitian ini adalah membuktikan
secara ilmiah tentang keberadaan aromaterapi dan kemungkinan pengembangannya
dalam bidang kesehatan.
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
- Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Dalam bidang pendidikan tujuan utama
penelitian dan pengembangan bukan untuk merumuskan atau menguji teori, tetapi
untuk mengembangkan produk-produk yang efektif untuk digunakan di
sekolah-sekolah. Produk-produk yang dihasilkan oleh penelitian dan pengembangna
mencakup: materi pelatihan guru, materi ajar, seperangkat tujuan perilaku,
materi media, dan sistem-sistem manajemen.
- Langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu untuk menguji keefektifan produk yang dimaksud. Adapun langkah-langkah penelitian dan pengembangan adalah :
Potensi dan Masalah- Pengumpulan
data – Desain Produk – Validasi Desain – Revisi Desain – Ujicoba Produk –
Revisi Produk – Ujicoba Pemakaian – Produksi Massal.
- Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Metode penelitian deskriptif, digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada.Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk. Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
BorgandGall.(1989). Educational Research. New York : Pinancing
Sukardjo. (2008). Hand Out Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Pendidikan. Yogyakarta : PPs UNY
Sukmadinata,
Nana Sy. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi.Bandung:
Kesuma Karya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar