Jumat, 06 November 2015

MAKALAH DESAIN PENELITIAN PENGEMBANGAN



MAKALAH METODE PENELITIAN PENDIDIKAN
DESAIN PENELITIAN PENGEMBANGAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah: Desain Penelitian Pengembangan









Disusun oleh :
Intan Ismawati 
14121620642


TARBIYAH IPA BIOLOGI-C / VI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2015


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penelitian adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam waktu tertentu dengan menggunakan metode ilmiah. Penelitian pengembangan merupakan salah satu jenis penelitian yang sedang marak dilaksanakan oleh para peneliti dimana bukan untuk menguji teori, menguji hipotesis namun menguji dan menyempurnakan produk.Jenis penelitian ini sudah mulai diterapkan dalam penelitian dalam dunia pendidikan.Hal ini dimaksudkan agar diperoleh hasil penelitian yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
Sedangkan secara umum, penelitian pengembangan adalah suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras, seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas, tetapi bisa juga perangkat lunak seperti program komputer untuk pengolahan data, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen dan lain-lain.
Langkah-langkah proses penelitian dan pengembangan menunujukkan suatu siklus, yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah penelitian pengembangan ?
2.      Apakah tujuan penelitian pengembangan ?
3.      Bagaiman  langkah-langkah penelitian pengembangan?
4.      Bagaimana metode – metode penelitian pengembangan ?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui penelitian pengembangan
2.      Mengetahui tujuan penelitian pengembangan.
3.      Mengetahui langkah-langkah  penelitian pengembangan.
4.      Mengetahui metode-metode penelitian pengembangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Penelitian Pengembangan
Penelitian dan penegembangan atau Research anddevelopment (R&D) adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktik.Dalam bidang industri antara 4-5% biaya digunakan untuk mengadakan penelitian dan pengembangan. Oleh karena itu kemajuan-kemajuan di bidang industry, terutama industry elektronika, komunikasi, transportasi, obat-obatan dll., berkembang sangat cepat. Dalam bidang pendidikan dan kurikulum penyediaan dana untuk penelitian dan pengembangan masih di bawah 1%. Oleh karena itu, kemajuan dalam pendidikan seringkali tertinggal jauh oleh bidang industry.
Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bias juga perangkat lunak (software), seperti program computer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manejemen, dll
Langkah-langkah proses penelitiandan pengembangan menunjukkan suatu siklus, yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu.
Penelitian-penelitian di bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi ditunjukkan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena yang bersifat fundamental, serta praktik-praktik pendidkan.Penelitian tentang fenomena-fenomena fundamental pendidikan dlakukan melalui penelitian dasar (basic research), sedang penelitian tentang praktik pendidikan dilakukan melalui penelitian terapan (applied research). Beberapa penelitian terapan secara sengaja diarahkan pada pengembangan suatu produk, beberapa penelitian lain melakukan pengembangan produk secara tidak sengaja, karena dalam penelitianya mengandung atau menuntut pengembangan produk.
Penelitian pengembangan pendidikan sains adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan mengembangkan suatu produk pendidikan dan/atau pembelajaran sains serta menvalidasi efektivitas, efisiensi, dan/atau daya tarik produk yang dihasilkan. Contoh produk: materi pelatihan guru sains, metode pembelajaran sains, metode pembelajaran sains, paket pembelajaran sains tercetak, paket pembelajaran sains berbentuk CD (Soekardjo, 2008).

B.     Tujuan Penelitian Pengembangan
Menurut Gay, Mills dan Airasian dalam bidang pendidikan tujuan utama penelitian dan pengembangan bukan untuk merumuskan atau menguji teori, tetapi untuk mengembangkan produk-produk yang efektif untuk digunakan di sekolah-sekolah. Produk-produk yang dihasilkan oleh penelitian dan pengembangna mencakup: materi pelatihan guru, materi ajar, seperangkat tujuan perilaku, materi media, dan sistem-sistem manajemen.
1.      Pada bagian kurikulum
Tujuannya adalah menginformasikan proses pengambilan keputusan sepanjang pengembangan dari suatu produk menjadi berkembang dan kemampuan pengembang untuk menciptakan berbagai hal dari jenis ini pada situasi kedepan. Van akker dan Plop (1993) yang mendefenisikan penelitian pengembangan dengan 2 tujuan :
a.       Mendukung pengembangan prototypical produk (termasuk menyediakan bukti empiris untuk efektifitas produk)
b.      Pembangkit metodologinya mengarah pada rancangan dan evaluasi produk
2.      Pada bagian teknologi dan media
      Tujuannya adalah untuk meningkatkan proses rancangan instruksional, pengemabangan, dan evaluasi yang didasarkan pada situasi pemecahan masalah spesifik yang lain atau prosedur pemeriksaan yang digeneralisasi.

3.      Pada bagian pelajaran dan instruksi
Tujuannya adalah untuk pengembangan dalam perancangan lingkungan pembelajaran, perumusan kurikulum, dan penaksiran keberhasilan dari pengamatan dan pembelajaran dan, secara serempak mengusahakan untuk berperan untuk pemahaman fundamental ilmiah
4.      Pada bagian pendidikan guru dan Didaktis
Tujuan yang utama pada umumnya untuk memberikan kontribusi pembelajaran keprofesionalan para guru  dan atau menyempurnakan perubahan dalam suatu pengaturan spesifik bidang pendidikan.

C.    Konsep dan Pentingnya Penelitian Pengembangan
Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D adalah  suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen, dll.
Langkah-langkah proses penelitian dan pengembangan menunjukkan suatu siklus, yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu. Umpamanya untuk meningkatkan kemampuan guru-guru yang tersebar dalam suatu daerah yang sangat luas membutuhkan bahan latihan atau penataran yang disusun dalam bentuk modul. Langkah selanjutnya adalah menentukan karakteristik atau spesifikasi dari produk yang akan dihasilkan. Materi latihan apa yang harus diberikan dan bagaimana proses pembelajarannya. Materi dan proses pembelajaran tersebut harus disesuaikan dengan kondisi, latar belakang dan kemampuan guru yang akan mempelajarinya, serta sumber- sumber belajar yang ada di daerah mereka masing-masing. Setelah itu barulah dibuat draf produk, atau produk awal yang masih kasar, kemudian produk tersebut diujicobakan di lapangan dengan sampel secara terbatas dan sampel lebih luas secara berulang-ulang. Selama kegiatan uji coba dilakukan pengamatan dan evaluasi. Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi diadakan penyempurnaan-penyempurnaan. Kegiatan evaluasi dan penyempurnaan dilakukan secara terus menerus sampai dihasilkan produk yang terbaik atau produk standar. Untuk menguji keampuham produk yang dihasilkan diadakan pengujian mutu hasil dengan menggunakan metode eksperimen.
Penelitian-penelitian di bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomenafenomena yang bersifat fundamental, serta praktik-praktik pendidikan. penelitian tentang fenomena-fenomena fundamental pendidikan dilakukan melalui penelitian dasar (basic research), sedang penelitian tentang praktik pendidikan dilakukan melalui penelitian terapan (applied research). Beberapa penelitian terapan secara sengaja diarahkan pada pengembangan suatu produk, beberapa penelitian lain melakukan pengembangan produk secara tidak sengaja, karena dalam penelitiannya mengandung atau menuntut pengembangan produk. Untuk mengetahui keampuham model pembelajaran jarak jauh dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka, menuntut pengembangan modul atau bahan ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. Pembuatan modul atau bahan ajar yang baik menuntut penelitian pengembangan. 
Penelitian dan pengembangan merupakan metode penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan. Sering dihadapi adanya kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoretis dengan penelitian terapan yang bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau disambungkan dengan penelitian dan pengembangan. Sesuatu produk yang baik yang akan dihasilkan apakah itu perangkat keras atau perangkat lunak, memiliki karakteristik- karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut merupakan perpaduan dari sejumlah konsep, prinsip, asumsi, hipotesis, prosedur berkenaan dengan sesuatu hal yang telah ditemukan atau dihasilkan dari penelitian dasar. 
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Metode penelitian deskriptif, digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup: (1) kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) untuk produk yang akan dikembangkan, (2) kondisi pihak pengguna, seperti sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, Berta pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur manusia, saran-prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan.
Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan-penyempurnaan.
Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak atau random. Pembandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dari produk yang dihasilkan. Strategi penelitian dan pengembangan banyak digunakan dalam teknologi instruksional atau teknologi pembelajaran yang sekarang lebih difokuskan pada sistem instruksional atau sistem pembelajaran. Strategi ini banyak digunakan untuk mengembangan model-model: desain atau perencanaan pembelajaran, proses atau pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan model-model program pembelajaran. Penelitian dan pengembangan juga banyak digunakan untuk mengembangkan bahan ajaran, media pembelajaran serta manajemen pembelajaran. Penggunakan strategi penelitian dan pengembangan dalam teknologi instruksional banyak digunakan dalam pendidikan dan pelatihan bidang industri, bisnis, kemiliteran, teknologi, kedokteran, dll. Pendekatan ini digunakan untuk pengembangan segi software, hardware, teknoware maupun manage ware.

D.    Metode-Metode Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada bebera­pa metode yang digunakan, yaitu metode: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Metode penelitian deskriptif, digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup: (1) kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) untuk produk yang akan dikembangkan, (2) kondisi pihak pengguna, seperti sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, Berta pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur manusia, saran-prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan.Bottom of Form
Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses.Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan-penyem­purnaan.
Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan.Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding.Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol.Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontro dilakukan secara acak atau random.Pembandingan hasil eksperimen men pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dari produk yang dihasilkan.
E.     Langkah-langkah awal Penelitian Pengembangan
Menurut Borg dan Gall (1989) ada  langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu  untuk menguji keefektifan produk yang dimaksud. Adapun langkah-langkah penelitian dan pengembangan adalah :
Potensi dan Masalah- Pengumpulan data – Desain Produk – Validasi Desain – Revisi Desain – Ujicoba Produk – Revisi Produk – Ujicoba Pemakaian – Produksi Massal
1.      Potensi dan masalah
     Penelitian ini dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki suatu nilai tambah pada produk yang diteliti. Pemberdayaan akan berakibat pada peningkatan mutu dan akan meningkatkan pendapatan atau keuntungan dari produk yang diteliti. Masalah juga bisa dijadikan sebagai potensi, apabila kita dapat mendayagunakannya. Sebagai contoh sampah dapat dijadikan potensi jika kita dapat merubahnya sebagai sesuatu yang lebih bermanfaat. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik.
Masalah akan terjadi jika terdapat penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah ini dapat diatasi melalui R&D dengan cara meneliti sehingga dapat ditemukan suatu model, pola atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.
2.      Mengumpulkan Informasi dan Studi Literatur
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-­konsep atau landasan-landasan teoretis yang memperkuat suatu, produk. Produk pendidikan, terutama produk yang berbentuk model, program, sistem, pendekatan,software dan sejenisnya memiliki dasar-dasar konsep atau teori tertentu. Untuk menggali konsep-konsep atau teori-teori yang mendukung suatu produk perlu dilakukan kajian literatur secara intensif.Melalui studi literatur juga dikaji ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi pendukung agar produk dapat digunakan atau diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan dan keter­batasannya.Studi literatur juga diperlukan untuk mengetahui langkah-langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk tersebut.
Produk yang dikembangkan dalam pendidikan dapat berupa perangkat keras seperti alat bantu pembelajaran, buku, modul atau paket belajar, dll., atau perangkat lunak seperti program-program pendidikan dan pembelajaran, model-model pendidikan, kurikulum, implementasi, evaluasi, instrumen pengukuran, dll. Beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memilih produk yang akan dikembangkan.
a.       Apakah produk yang akan dibuat penting untuk bidang pendidikan?
b.      Apakah produk yang akan dikembangkan memiliki nilai ilmu, keindahan dan kepraktisan?
c.       Apakah para pengembang memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam mengembangkan produk ini?
d.      Dapatkah produk tersebut dikembangkan dalam jangka waktu yang tersedia?
3.      Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam produk penelitian research and development bermacam-macam.Sebagai contoh dalam bidang tekhnologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimafaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan, ergonomis, dan bermanfaat ganda. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya serta memudahkan fihak lain untuk memulainya Desain sistem ini masih bersifat hipotetik karena efektivitasya belum terbukti, dan akan dapat diketahui setelah melalui pengujian-pengujian.
4.      Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.
Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli  yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut, berikut keunggulannya.
5.      Perbaikan Desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya .maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.
6.      Uji coba Produk
Desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dahulu.Tetapi harus dibuat terlebih dahulu, menghasilkan produk, dan produk tersebut yang diujicoba.Pengujian dapat dilakukan dengan ekperimen yaitu membandingkan efektivitas dan efesiensi sistem kerja lama dengan yang baru.
7.      Revisi Produk
Pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa kinerja sistem kerja baru ternyata yang lebih baik dari sistem lama. Perbedaan sangat signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut dapat diberlakukan
8.      Ujicoba Pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas.Dalam operasinya sistem kerja baru tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.
9.      Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam perbaikan kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelebihan.Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah sistem kerja.
10.  Pembuatan Produk Masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal. Sebagai contoh pembuatan mesin untuk mengubah sampah menjadi bahan yang bermanfaat, akan diproduksi masal apabila berdasarkan studi kelayakan baik dari aspek teknologi, ekonomi dan ligkungan memenuhi. Jadi untuk memproduksi pengusaha dan peneliti harus bekerja sama.
F.     Modifikasi Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
   Contoh judul penelitian-penelitian yang mendasari modifikasi : 1. Pengembangan model kurikulum SMK unggul-berasrama, 2. Pengembangan model pengendalian mutu pendidikan sekolah menengah kejuruan, 3. Pengembangan model-model kurikulum dan pengajaran pada pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, dan 4. Pengembangan standar kemampuan lulusan pendidikan dasar sembilan tahun dan aplikasinya dalam pengembangan kurikulum. (Sukmadinata. 2012 : 183)
Tahap-Tahap Penelitian Dan Pengembangan Yang Dimodifikasi
                        Keempat contoh judul penelitian diatas menggunakan pendekatan penelitian yang sama, yaitu penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi dari sepuluh langkah penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall. Secara garis besar langkah penelitian dan pengembangan yang dikembangkan Sukmadinata ( 2012 : 184 ) terdiri atas tiga tahap, yaitu : 1) Studi Pendahuluan, 2) Pengembangan model, dan ke 3) Uji model. (Sukmadinata. 2012 : 184)
1.      Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Tahap ini terdiri atas tiga langkah yaitu : 1. Studi kepustakaan, 2. Survai lapangan, 3. Penyusunan produk awal atau draf model (karena yang dikembangkan umumnya berbentuk model). Studi kepustakaan merupakan kajian untuk mempelajari konsep-konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan produk atau model yang akan dikembangkan. Umpamanya untuk penyusunan model pembelajaran bagi pengembangan kemampuan berkomunikasi anak SD kelas tinggi, studi keputakaan difokuskan mengkaji konsep dan teori-teori tentang model-model pembelajaran bahasa, khususnya dalam pengembangan berkomunikasi.Studi kepustakaan juga mengkaji perkembangan, karakteristik anak SD kelas tinggi (kelas 5 dan 6) khususnya dalam kemampuan berkomunikasi.Selain itu dari studi kepustakaa juga mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkenaan dengan pembelajaran bahasa dan berkomunikasi. (Sukmadinata. 2012 : 184)
Survei lapangan dilaksanakan untuk mengumpulkan data berkenaan dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran bahasa di sekolah dasar, terutama yang berkenaan dengan pengembangan kemampuan berkomunikasi.Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, studi documenter dan pengamatan pada waktu guru mengajar.Data yang dikumpulkan meliputi presepsi, motivasi, dan keterampilan guru mengembangkan kemampuan berkomunikasi, pelaksanaan pembelajaran, faktor-faktor pendukung pembelajaran seperti sarana, media dan sumber-sumber belajar.Data yang dikumpulkan juga mencakup aspek siswa, seperti kemampuan, sikap, motivasi dan minat belajar bahasa. (Sukmadinata. 2012 : 184)
Berpegang pada data yang didapat dari survai lapangan dan mengacu pada dasar-dasarteori atau konsep yang disimpulkan dari hasil studi kepustakaan, maka tim peneliti menyusun draf awal model produk yang dikembangkan.  Dalam contoh diatas draf model yang dikembangkan adalah model pembelajaran bagi peningkatan kemampuan berkomunikasi siswa SD kelas 5 dan 6.Berdasarkan hasil studi kepustakaan baik kesimpulan-kesimpulan yang bersifat konseptual atau teoritis maupun hasil penelitian-penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi adalah pembelajaran atau pendekatkan komunikatif. Oleh karenanya draf model yang akandikembangkan sudah terarah pada pengembangan model pembelajaran komunikatif. (Sukmadinata. 2012 : 184)
Draf  model tersebut kemudian di review dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh para ahli dalam bidang kurikulum dan pembelajaran, pendidikan bahasa Indonesia, dan berapa guru SD senior yang mempunyai pengalaman dalam pembelajaran dan pelatihan bahasa Indonesia. Bwerdasarkan masukan-masukan dari pertemuan review di atas, tim peneliti mengadakan penyempurnaan draf model tersebut. Draf yang sudah di sempurnakan kemudian digandakan sesuai dengan kebutuhan. (Sukmadinata. 2012 : 184)
2.      Uji Coba Terbatas dan Uji Coba Lebih Luas
Setelah kegiatan pada tahap pertama studi pendahuluan, kegiatan dilanjutkan dengan tahap kedua, uji coba pengembangan produk pendidikan (model pembelajaran komunikatif).Dalam tahap ini terdapat dua langkah, langkah pertama melakukan uji coba terbatas dan langkah kedua uji coba lebih luas. Dalam contoh pengembangan model pembelajaran komunikatif,  uji coba terbatas dilakukan oleh tiga SD (masing-masing SD2 kelas, kelas 5 dan 6) dikota bandung. Ketiga SD dipilih sebgai sampel mewakili SD-SD yang di kota bandung, dengan rincian satu SD yang termasuk kategori baik, satu SD katagori sedang dan SD kategori kurang. (Sukmadinata. 2012 : 185)
Penyusunan satpel. Sebelum uji coba dilaksanakan keenam guru yang mengajar dikelas 5dan 6 tesebut diundang untuk bersama-sama menyusun  bahasa Indonesia dengan penekatan pembelajaran komunikatif. Kerangka satpel mengikuti format yang belaku disekolah, tetapi segi-segi yang dikembangkan dan langkah-langkah pembelajarannya mengikuti acuan dalam draf model pembelajaran komunikatif. (Sukmadinata. 2012 : 185)
Uji coba terbatas.Dalam pelaksanaan uji coba terbatas, guru-guru pelksana uji coba melaksanakan pembelajaran berdasarkan satpel yang mereka susun.Selama kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan, mencatat hal-hal yang penting yang dilakukan guru, baik hal-hal yang baik maupun kekurangan, kelemahan, kesalahan, dan penyimpangan yang dilakukan guru. Selain kegiatan guru, pengamatan dan pencatatan juga dilakukan terhadap respon, aktivitas dan kemajuan-kemajuan yang dicapai  siswa. Selesai satu pertemuan, peneliti mengadakan diskusi dengan guru membicarakan apa yang sudah berjalan, terutama kelemahan dan kesalahan atau penyimpangan yang dilakukan. (Sukmadinata. 2012 : 186)
Berdasarkan masukan-masukan tersebut guru mengadakan perbaikan terhadap satpelnya atau mencatat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran.Selesai pembelajaran satpel para peneliti membicarakan temuan-temuan dari uji coba.Berdasarkan temuan-temuan tersebut penrliti menyempurnakan terhadap model pembelajaran yang dikembangkan.Jika terdapat perubahan yang berarti dalam draf model tersebut, maka peneliti memberitahu kepada guru pelaksana uji coba agar dalam penyusunan satpel disesuaikan dengan perubahan tersebut. Demikian dilakukan dengan pokok bahasan  berikutnya. Setelah beberapa putaran dilakukan dan masukan-masukan perbikan satpel dan draf model pembelajaran tidak ada lagi, maka kegiatan uji coba dihentikan.Selesai uji coba terbatas para peneliti mengadakan pertemuan untuk membahas temuan-temuan dan melakukan penyempurnaan terakhir ebelum uji coba lebih luas. . (Sukmadinata. 2012 : 186)
Uji coba lebih luas dilakukan dengan sampel sekolah dan guru yang lebih banyak, yaitu 6 sekolah dan 12 orang guru kelas 5 dan 6.Sekolah yang diambil berbeda dengan uji terbatas. Penentuan sampel dilakukan berdasarkan Stratified cluster random, yaitu diambil sekolah baik dipusat kota dan satu di pinggiran kota, satu sekolah sedang di pusat dan satu di pinggiran dan satu sekolah kurang dikota dan satu di pinggiran kota. Pada masing-masing sekolah diambil dua orang guru, yaitu guru kelas 5 dan kelas 6, sehingga jumlah guru pelaksana uji coba lebih luas ini berjumlah 12orang.  Langkah kegiatan selanjutnya sama dengan ujicoba terbatas, dimulai dengan penyusunan satpel, pembelajaran pada masing-masing kelas dengan pengamatan dari peneliti dan diskusi pelaksanaan pembelajaran uji coba, kemudian penyempurnaan satpel. . (Sukmadinata. 2012 : 187)

3.      Uji Produk dan Sosialisasi Hasil
Uji produk merupakan tahap pengujian keampuhan dari produk yangdihasilkan, dalam penelitian adalah menguji keampuhan modelpembelajaran komunikatif dibandingkan dengan  pembelajaran yang biasadigunakan disekolah.  Pengujian dilakukan dengan metode eksperimental.Dalam pelaksanaan pengujian digunakan dua kelompok sampel, yaitukelompok eksperimen dan kelompok control. Dalam pelaksanaaneksperimen guru pada kelas-kelas kelompok eksperimen dalampembelajarannya  menggunakan model pembelajaran komunikatifsedangkan pada kelompok control menggunakan pembelajaran biasa.Sebelum dimulai pembelajaran diberikan pre test yang sama dan setelahselesai seluruh pembelajaran pokok bahasan juga diberikan post test yangsama. Dalam kegiatan eksperimen tidak ada perbaikan model pembelajaranmaupun satpel, keduanya menggunakan model yang telah dikembangkanpada uji coba lebih luas. (Sukmadinata. 2012 : 188)
Setelah selesai eksperimen dan pemberian post test, diadakan anlisis statistic uji perbedaan. Uji perbedaan yang dihitung adalah antara hasil pretest dan post test pada kelompok eksperimen dan pada kelompok kontrol dan antara perolehah (gain) kelompok eksperimen dan kontrol. Produksi yang dihasilkan disosialisasikan kesekolah-sekolah untuk diterapkan. (Sukmadinata. 2012 : 188)

G.    Contoh Penelitian Pengembangan Bilogi Pendidikan
1.      Pengembangan Media Pembelajaran Komik Bergambar Materi Sistem Saraf Untuk Pembelajaran yang Menggunakan Strategi PQ4R
2.      Pengembangan Media Pembelajaran Video Animasi Untuk Pencapaian Kompetensi Dasar Menganalisis Cara Perpindahan Kalaor.
3.      Pengembangan pola pembelajaran teknologi bagi anak-anak cacat.
4.      Pengembangan model pembelajaran program produktif sekolah menengah kejuruan.
5.      Pengembangan Bahan Ajar Fisika Interaktif untuk Konsep Pembelajaran Kinematika di Sekolah Menegah Atas.
6.      Pengembangan Modul Cetak Berbasis Kompetensi Pada Konsep Kinematika di Kelas XI SMA/MA.
7.      Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning Berbasis Iman dan Taqwa.
8.      Pengembangan modul Limit dan turunan Fungsi Berbasis RME dan TIK di SMAN 2 Sungai Tarab.
9.      Pola pengembangan pembelajaran Fisika berbasis lingkungan tempat tinggal.
10.  Pengembangan model pembelajaran berbasis kurikulum muatan lokal untuk pembelajaran Fisika.
11.  Model penanganan remaja korban narkoba dengan mengintensifkan peranan orang tua.

Contoh  1 (pendidikan biologi) :
Pengembangan Media Pembelajaran Komik Bergambar Materi Sistem Saraf Untuk Pembelajaran yang Menggunakan Strategi PQ4R

Abstrak
Masalah pada penelitian ini bagaimana mengembangkan media pembelajaran ko­mik bergambar pada materi sistem saraf untuk pembelajaran yang menggunakan strategi PQ4R agar dapat meningkatkan hasil belajar, aktivitas, dan minat siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajaran komik bergam­bar materi sistem saraf manusia untuk pembelajaran menggunakan strategi PQ4R yang valid, efektif dan praktis. Penelitian ini merupakan R&D. Sumber data tiga guru biologi, enam siswa simulasi dan 40 siswa kelas besar. Validasi penelitian pengembangan melibatkan validator materi dan validator media. Hasil penelitian menunjukkan media pembelajaran komik bergambar dapat meningkatkan ketun­tasan hasil belajar peserta didik dilihat dari gain score termasuk kriteria sedang, meningkatkan keaktifan peserta didik, meningkatkan minat peserta didik, dan men­dapat respon positif dari peserta didik serta guru. Penelitian ini menghasilkan per­angkat pembelajaran dengan sumber belajar media komik bergambar sistem saraf manusia untuk pembelajaran yang menggunakan strategi PQ4R di SMA Negeri I Bojong yang valid efektif dan praktis.

Contoh 2 (biologi murni) :
Metode Penelitian Pengembangan Minyak Atsiri sebagai Aromaterapi dan Potensinya Sebagai Produk Sediaan farmasi
Aromaterapi merupakan salah satu alternatif pengobatan yang popularitasnya semakin meningkat, namun belum mempunyai keberadaan ilmiah di dunia kesehatan.Aromaterapi didefinisikan sebagai perlakuan dengan menggunakan bau-bauan atau wangi-wangian, biasanya minyak tumbuhan (essential oil) sering digunakan untuk membantu pemijatan.Pengujian secara ilmiah aromaterapi terhadap hewan percobaan dan analisis kemungkinan senyawa aktifnya telah dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan minyak atsiri dari tumbuhan aromatik asli Indonesia.Penelitian ini diharapkan menjadi dasar metode penelitian dalam mengembangkan aromaterapi di Indonesia.Dari rangkaian penelitian ini, didapat bahwa minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai aromaterapi dibagi berdasarkan efeknya terhadap sistem syaraf pusat menjadi tiga yaitu softly atau lembut (minyak kemangi, ki lemo, dan serai dapur), medium (minyak kayu putih dan laja gowah), dan hardly (minyak biji pala).Analisis kemungkinan senyawa aktif dilakukan dengan integrasi SPE-GC/MS yang diambil dari darah hewan percobaan setelah dinhalasi dengan minyak atsiri. Senyawa yang diperkirakan aktif sebagai aroamterapi adalah : 1,8-sineol, linalool, metil sinamat, sitronelol, sitronelal, sitral, safrol dan miristisin. Selain itu, penelitian ini juga memformulasikan sediaan farmasi aromaterapi berupa deodorant roll-on  (dari minyak kemangi), krim pijat (minyak kenanga dan serai wangi), sabun (campuran minyak kemangi, biji pala, minyak kenanga dan serai dapur), dan minuman fungsional (minyak biji kemnagi). Tujuan dari rangkaian penelitian ini adalah membuktikan secara ilmiah tentang keberadaan aromaterapi dan kemungkinan pengembangannya dalam bidang kesehatan.
BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
  1. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.
2.      Dalam bidang pendidikan tujuan utama penelitian dan pengembangan bukan untuk merumuskan atau menguji teori, tetapi untuk mengembangkan produk-produk yang efektif untuk digunakan di sekolah-sekolah. Produk-produk yang dihasilkan oleh penelitian dan pengembangna mencakup: materi pelatihan guru, materi ajar, seperangkat tujuan perilaku, materi media, dan sistem-sistem manajemen.
  1. Langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu  untuk menguji keefektifan produk yang dimaksud. Adapun langkah-langkah penelitian dan pengembangan adalah :
Potensi dan Masalah- Pengumpulan data – Desain Produk – Validasi Desain – Revisi Desain – Ujicoba Produk – Revisi Produk – Ujicoba Pemakaian – Produksi Massal.
  1. Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada bebera­pa metode yang digunakan, yaitu metode: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Metode penelitian deskriptif, digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada.Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk. Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan.




DAFTAR PUSTAKA
BorgandGall.(1989). Educational Research. New York : Pinancing
Sukardjo. (2008). Hand Out Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : PPs UNY
Sukmadinata, Nana Sy. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi.Bandung:
Kesuma Karya. 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar